BANDA ACEH - Pengamat Politik dan Keamanan Aceh Aryos Nivada
mengatakan pemanfaatan Dana Otonomi Khusus (Otsus) selama ini hanya terjebak
pada kepentingan untuk memenuhi kantong-kantong finansial elit politik yang
berkuasa di Aceh.
Terbukti
efek dari keberadaan dana Otsus tidaklah memberikan arti sama sekali dimata
publik Aceh. Tidak ada laporan secara komperhensif oleh Pemerintah Aceh atas
penggunaan dana Otsus tersebut.
Idealnya
dari kalangan universitas melakukan evaluasi terkait pemanfaatan dana Otsus
yang triliuan dikucurkan pertahunnya hingga 2027. Namun tindakan itu tidak disadari
dari institusi pendidikan dan penelitian yakni universitas.
Lanjut
Aryos, hal ini terbukti karena tidak beraninya elit legeslatif dan eksekutif
membuka keseluruhan penggunaan anggaran secara akuntabilitas kepada public.
“Hal ini yang membuat
anggaran Otsus rentan dikorupsi, karena sifatnya yang misterius dan eklusif,”
jelas Peneliti Jaringan Survey Inisiatif, kepada lintasatjeh.com, Senin
(10/8/2015).
Selain
itu juga, Aryos menambahkan, dibutuhkan desakan publik secara kuat agar
Pemerintah Aceh bersikap transparan dan akuntabilitas, jika tidak manfaat dana
Otsus untuk kemandirian Aceh hanya mimpi belaka, dan dana Otsus bagi Aceh akan
menguap tanpa arti.
Dia
juga mengakui bahwa audit yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sudah
tersistem, tapi tanpa keterlibatan elemen eksternal menjadi celah untuk
mempermainkan dana Otsus.
“Benar bahwa audit
dari BPK sudah tersistem dilakukan, tetapi pengauditan yang dilakukan tanpa
melibatkan pihak ekternal, kemudian tidak dibuka akses untuk LSM dan auditor
professional untuk mengaudit dan Otsus. Kondisi ini membuka celah untuk
terjadinya penyelewengan dana Otsus,” ujar Aryos.
Jika
akses informasi masih juga tertutup, Aryos mengatakan masih ada celah untuk
membukanya, yaitu dengan menggunakan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik
(KIP).
“Celah atau pintu
masuknya bisa menggunakan UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP), untuk
pelibatan elemen eksternal melakukan audit dana Otsus,”
pungkas Aryos mengakhiri pembicaraan dengan media ini.
Lebih lanjut Aryos menegaskan, dana Otsus adalah dana darah dari korban
konflik dan bencana alam sudah seharusnya pergunakan pada semestinya. Jika para
elit masih tetap melakukan korupsi dana Otsus itu adalah dosa besar.[Red]