MAKASSAR - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies
Baswedan mengatakan bangsa ini memiliki utang yang banyak kepada persyarikatan
Muhammadiyah karena telah berjasa di bidang pendidikan bahkan jauh sebelum
Indonesia terbentuk. "Bangsa ini punya utang yang banyak kepada
Muhammadiyah, yang hadir mendidik sebelum pendidikan formal itu ada di
Indonesia," kata Mendikbud Anies di sela-sela acara Muktamar ke-47
Muhammadiyah di Makassar, Senin (3/8).
Menurut
dia, Muhammadiyah telah membangun pendidikan di negeri ini bahkan sebelum
Republik Indonesia berdiri. Persyarikatan ini sendiri didirikan oleh KH Ahmad
Dahlan pada 1912 atau jauh sebelum bangsa Indonesia meraih kemerdekaan pada
1945. "Sebelum RI berdiri, pendidikan dibangun Muhammadiyah dan ini mencerahkan,"
kata mantan rektor Universitas Paramadina itu,
Di
masa kini, Muhammadiyah juga konsisten dalam gerakan pencerahan dan Islam
berkemajuan. "Sekarang Muhammadiyah berbicara tentang kemajuan, karena
memang dari awal gerakan ini mendorong untuk itu," katanya. Pemerintah,
kata dia, sangat mengapresiasi aktivitas pemberdayaan umat ini. Muhammadiyah
juga menjadi inspirasi bagi khalayak umum.
Dia
sepakat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo tentang Muhammadiyah yang turut
serta dalam aktivitas kesehatan, sosial, ekonomi dan pendidikan. "Banyak
terobosan Muhammadiyah yang dilakukan kemudian menjadi inspirasi luar biasa.
Sebagaimana bapak presiden katakan, berapa juta anak yang lahir di Rumah Sakit
PKU dan RS bersalin. RS Muhammadiyah itu tidak hanya tentang rumah sakit saja
tapi juga pengelolaannya yang baik," katanya.
Secara
umum, Anies menganggap apabila Muhammadiyah telah berinovasi dengan
menggabungkan sistem pengelolaan modern di organisasi Muhammadiyah dengan
nilai-nilai keislaman. Terdapat juga hal menarik dari Muhammadiyah, salah
satunya tokoh-tokoh persyarikatannya tidak tersentral pada satu atau dua orang.
Ada banyak stok pemimpin di organisasi kemasyarakatan Islam ini.
Pengelolaan
di Muhammadiyah juga berhasil menerapkan pola administrasi di dengan pemilihan
individu berdasarkan prestasi atau kemampuan mereka (prinsip meritokrasi).
"Prinsip-prinsip meritokrasi itu karakter dalam Muhammadiyah dan itu kita
apresiasi," kata Anies.[Republika]