ANKARA - Rangkaian serangan bom terpisah yang menyasar Konsulat
Amerika Serikat (AS) di Turki menewaskan sembilan orang. Sedangkan dua orang
wanita ditembak oleh pihak aparat keamanan.
Kantor
Gubernur Istanbul mengatakan salah seorang pelaku, seorang perempuan, berhasil
ditangkap karena terluka. Sedangkan seorang penyerang lainnya, yang juga
seorang perempuan, tewas dalam pemboman itu. Sedangkan dua orang lain dan
seorang polisi tewas dalam baku tembak.
Serangan
lain di wilayah Istanbul, menyasar kantor polisi dimana sebuah bom mobil
meledak dan melukai tiga orang polisi serta tujuh warga sipil.
Menurut
penyiar CNN Turki, petugas polisi yang tewas adalah anggota senior dari pasukan
penjinak bom yang tengah menyelidiki kasus tersebut. Sementara kantor berita
Dogan mengatakan wanita yang terluka itu berusia 51 tahun dan pernah di penjata
karena diduga menjadi anggota dari kelompok radikal Turki, DHKP-C. Namun belum
ada verifikasi resmi terkait laporan tersebut.
"Kami
bekerjasama dengan otoritas Turki untuk menyelidik insiden tersebut. Konsula
Jenderal tetap tertutup untuk umum sampai pemberitahuan lebih lanjut,"
kata seorang pejabat Konsulat dikutip dari Reuters, Selasa (11/8/2015).
Seorang
saksi mata mengatakan bahwa salah satu wanita pelaku penyerangan melepaskan
sekitar 4 hingga 5 tembakan ke arah petugas keamanan dan pegawai konsulat.
"Polisi
berteriak: 'Jatuhkan tas anda, taruh tas anda' dan wanita itu berkata: 'Aku
tidak akan menyerah'. Polisi kemudian memperingatkan lagi: 'Jatuhkan tas anda
atau kami harus menembak Anda', dan wanita itu berkata:...'Tembak'" beber
Ahmet Akcay.
Serangan
terhadap Konsulat AS di Turki ini terjadi selang sehari setelah negeri Paman
Sam itu mengirimkan enam pesawat F-16 dan sekitar 300 personil ke pangkalang
udara Incirlik sebagai bagian dari upaya koalisi internasional memerangi ISIS.
Sebelumnya,
di dunia maya, kelompok radikal Turki mengaku sebagai dalang pemboman konsulat
Amerika Serikat (AS). Dalam pernyataannya, kelompok yang dikenal sebagai Front
Tentara Revolusi Pembebasan Rakyat Turki (DHKP-C) menyatakan, salah satu
anggota mereka adalah pelaku pemboman dan menyatakan AS adalah musuh semua
bangsa Timur Tengah.[Sindonews]