ACEH TIMUR – Hingga kini pembangunan jembatan Desa Buket Siraja, Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur masih dalam tahap pengerjaan, namun pelaksanaan kerja oleh PT. Jasa Mandiri Nusantara yang membangunan jembatan darurat disisi jembatan yang tengah dibangun, terkesan asal jadi dan tidak meiliki standart jembatan.
"Disebabkan jembatan darurat tersebut tidak memiliki safety (pagar pengaman) yang bisa saja mengakibatkan terjadinya lakalantas bila warga sedang berpapasan jalan,"demikian disampaikan Abdul Hamid, N Alias Panglima Rahet Ketua Komisi E DPRK Aceh Timur dari Fraksi Partai Aceh, Kamis (27/8/2015).
Dirinya juga menyebutkan, saat pergi ke kantor maupun pulang, selalu terjebak macet dan ada saja kendaraan roda dua yang jatuh dibadan jemabatan darurat tersebut, bahkan ada mobil truk fuso yang terbalik sudah tiga hari tiga malam belum bisa ditarik.
"Jembatan darurat seperti ini sangat mengacam keselamatan warga karena tidak dibuat pagar pengaman dikiri dan kanan jembatan oleh kontraktor. Apalagi bila selepas hujan tentunya sangat licin, bisa saja warga tergelincir jatuh kebawah sungai Buket Siraja ini," ujar Abdul Hamid.
Seharusnya, dengan angggarannya sebesar Rp 3, 489, 998, 000 pembangunan jembatan darurat dibangun tidak asal jadi.
"Seharusnya pihak Dinas PU lebih memperhatikan keselamatan masyarakat pengguna jalan dalam perencanaan pembangunan jembatan darurat Buket Siraja ini, sehingga tidak seperti yang kita lihat saat ini, tampak plong, tidak ada sama sekali pagar pengamannya," tegas Abdul Hamid.
Abdul Hamid menambahkan, bila nantinya dijembatan darurat tersebut terjadi lakalantas, menyebabkan masyarakat jatuh kesungai, apalagi hingga meninggal dunia, maka tidak segan-segan memamngil rekanan/kontraktor dan di PU untuk bertangungjawab.[Iskandar]
"Disebabkan jembatan darurat tersebut tidak memiliki safety (pagar pengaman) yang bisa saja mengakibatkan terjadinya lakalantas bila warga sedang berpapasan jalan,"demikian disampaikan Abdul Hamid, N Alias Panglima Rahet Ketua Komisi E DPRK Aceh Timur dari Fraksi Partai Aceh, Kamis (27/8/2015).
Dirinya juga menyebutkan, saat pergi ke kantor maupun pulang, selalu terjebak macet dan ada saja kendaraan roda dua yang jatuh dibadan jemabatan darurat tersebut, bahkan ada mobil truk fuso yang terbalik sudah tiga hari tiga malam belum bisa ditarik.
"Jembatan darurat seperti ini sangat mengacam keselamatan warga karena tidak dibuat pagar pengaman dikiri dan kanan jembatan oleh kontraktor. Apalagi bila selepas hujan tentunya sangat licin, bisa saja warga tergelincir jatuh kebawah sungai Buket Siraja ini," ujar Abdul Hamid.
Seharusnya, dengan angggarannya sebesar Rp 3, 489, 998, 000 pembangunan jembatan darurat dibangun tidak asal jadi.
"Seharusnya pihak Dinas PU lebih memperhatikan keselamatan masyarakat pengguna jalan dalam perencanaan pembangunan jembatan darurat Buket Siraja ini, sehingga tidak seperti yang kita lihat saat ini, tampak plong, tidak ada sama sekali pagar pengamannya," tegas Abdul Hamid.
Abdul Hamid menambahkan, bila nantinya dijembatan darurat tersebut terjadi lakalantas, menyebabkan masyarakat jatuh kesungai, apalagi hingga meninggal dunia, maka tidak segan-segan memamngil rekanan/kontraktor dan di PU untuk bertangungjawab.[Iskandar]