TAKENGON - Puncak acara peringatan HUT RI ke 70
Tahun yang diperingati pada tanggal 17 Agustus 2015 akan dilakukan pengibaran
bendera Merah Putih raksasa berukuran 30 x 15 meter di puncak gunung Desa
Gantung Langit, Kec. Silih Nara, Aceh Tengah.
Kegiatan yang diinisiasi oleh
Pembela Tanah Air (PETA) Aceh Tengah ini dimaksudkan untuk kembali
membangkitkan nilai-nilai perjuangan para pahlawan bangsa dalam merebut
kemerdekaan dari tangan penjajah.
"Kegiatan ini atas
gagasan PETA dan pemuda Aceh Tengah dengan dukungan dari kalangan ibu-ibu yang
cinta terhadap tanah air. Bendera raksasa ini dijahit secara gotong royong
terutama oleh kaum ibu-ibu Desa Bornibius yang terobsesi oleh Ibu Fatmawati
dalam menyiapkan bendera merah Putih untuk dikibarkan saat Proklamasi
Kemerdekaan," demikian terang Ketua Harian PETA Aceh Tengah, Suhardi
kepada lintasatjeh.com di Silih Nara, Sabtu (15/8/2015).
Lanjutnya, bendera Merah
Putih raksasa ini akan dikibarkan besok Minggu (16/8/2015), di puncak gunung
tertinggi Desa Gantung Langit, Kec. Silih Nara, Aceh Tengah. Acara akan
dihadiri unsur Muspida, Muspika, LSM, Ormas, Pemuda serta warga Kecamatan Silih
Nara Aceh Tengah.
"Harapannya, dengan
pengibaran bendera Merah Putih raksasa ini bisa membangkitkan kecintaan
terhadap sang saka Merah Putih. Sang saka
ini tetap berkibar, kami tidak ingin ada pemisahan NKRI. Kami tetap
berdiri di barisan NKRI sebagai wujud rasa nasionalisme kita," kata
Suhardi.
Sementara itu, Sekretaris
PETA Aceh Tengah Zam-Zam Mubarak menjelaskan bahwasanya peringatan 17 Agustus
ini dimaknai untuk mengenang perjuangan para pemuda. Jadi kemerdekaan ini harus
diisi dengan pembangunan, khusus Aceh Tengah akan didorong pembangunan bidang ekonomi.
"Kita harap ada
perhatian serius dalam pembangunan ekonomi pemuda, karena saat ini pemuda bukan
lagi dituntut berperang melawan penjajah namun hari ini perang sesungguhnya
bukan melakukan perang fisik tapi perang ekonomi. Jadi kita harus siapkan diri,
kita setuju dengan Pemerintah Pusat 'Ayo Kerja' karena sudah saatnya kita
bekerja," beber Zam-Zam.
"Karena dengan komoditi
kopinya, Aceh Tengah bisa dikenal. Jadi momentum 17 Agustus ini merupakan
tonggak sejarah perjuangan pemuda bersama tokoh-tokoh republik. Sebenarnya
kemerdekaan ini untuk memperingati 70 tahun perjuangan pemuda, jadi bicara
pemuda bukan hanya pada saat Sumpah Pemuda akan tetapi tonggak sejarah itu
ketika memperebutkan Kemerdekaan RI," pungkasnya seraya mengatakan bahwa
Bornibius ini merupakan bagian penentu republik karena pada masa Presiden
Darurat Syariffudin Prawira Negara mengendalikan pemerintahan RI dari tanah
Gayo.
Sedangkan salah satu penjahit
bendera Merah Putih raksasa, Rusminah mengatakan dengan peringatan 70 tahun
kemerdekaan RI ini memang sudah dirasakan banyak pembangunan akan tetapi
pemerintah harus lebih meningkatkan lagi pembangunan dan kesejahteraan
masyarakat.
"Dengan kita melakukan
kegiatan menjahit bendera Merah Putih raksasa ini, ya untuk mengenang jasa para
pahlawan dan bersyukur negara kita sudah merdeka. Kita sudah menikmati
kemerdekaan ini tapi kita minta kehidupan rakyat agar semakin baik dan semakin
sejahtera," demikian katanya.
Di tempat yang sama, Kepala
Desa Bornibius mengungkapkan selaku aparat kampung sangat antusias melakukan
kegiatan ini. Karena di usia kemerdekaan ke 70 tahun ini ibarat usia sudah tua
jadi dari segi kesejahteraan rakyat juga harus mapan dan meningkat.
"Sesuai dengan sila
kelima Pancasila, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia harus terwujud
di usia 70 tahun Kemerdekaan Indonesia. Sekali lagi Dirgahayu Indonesia,
Dirgahayu Bangsaku," pungkasnya.[ar]