IST |
BANDA ACEH - Dirgahayu Republik Indonesia ke 70 semarak
diperingati di negeri berjuluk serambi mekkah. Diusianya yang semakin tua, justeru
Pemerintah Aceh melupakan dan mengabaikan jasa-jasa para pahlawan.
Hal
ini terbukti dengan tidak diperdulikannya situs-situs bersejarah seperti makam pahlawan
perempuan Aceh, Cut Mutia, yang terletak di belantara kawasan Gunong Lipeh yang diapit
oleh tiga kecamatan yaitu Kecamatan Matangkuli, Kecamatan Paya Bakong dan
Kecamatan Cot Girek, Aceh Utara.
Demikian
disampaikan Direktur LSM Gerakan Rakyat Aceh Membangun (GRAM), Muhammad Azhar,
kepada lintasatjeh.com, Selasa (18/8/2015).
Cut
Mutia, lanjut Azhar, mempertahankan negeri ini sampai titik darah penghabisan
demi memberikan hadiah kemerdekaan kepada anak cucunya dan negeri ini, sampai gugur
di dalam rimba raya yang jauh dari perkampungan. Begitu besarnya jasa dan
hadiah yang beliau berikan untuk negeri ini.
Namun,
sebut Azhar, sekarang ketika kita semua sudah menikmati hadiah kemerdekaan ini
malah dilupakan. Sungguh sangat miris, bahkan makam seorang pahlawan Nasional
yang telah memberikan hadiah yang paling berharga bagi bangsa justeru terlantar
jauh di hutan belantara dan tidak ada akses sedikitpun untuk menuju ke sana.
Dan
yang sangat mengecewakan lagi, tambah Azhar, suasana kemeriahan mewarnai negeri
ini seperti Karnaval, dan pengibaran bendera merah-putih, di mana-mana bahkan
di gunung Halimun dikibarkan bendera raksasa, ada apa ini?
"Sementara
di makam pahlawan Nasional, seperti Cut Mutia tidak ada agenda apapun,"
ucap Azhar.
Ia
pun berharap untuk tahun depan dalam memperingati hari kemerdekaan juga bisa dibuat
di makam Cut Mutia, seperti menggelar do'a dan zikir bersama dan lainnya. Karna
kalau itu diabaikan, maka akan membutakan sejarah, dan anak cucu kita tidak
akan pernah tahu lagi dengan sejarah dan jasa-jasa para pahlawan.[pin]