JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon
mendesak Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan seluruh isi pidato yang
disampaikan di hadapan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dalam
Sidang Tahunan hari ini, Jumat (14/8). Menurut Fadli, masih ada kesenjangan
antara kata-kata dengan tindakan, termasuk mengenai perbuatan memecah belah
partai politik.
Fadli
menilai, imbauan persatuan yang disampaikan Jokowi pada pidatonya belum terealisasi
sampai sekarang. Perpecahan beberapa partai politik menjadi indikator yang
digunakan Fadli untuk mengeluarkan penilaian tersebut.
"Jangan
antara kata dan tindakan itu ada kesenjangan. Antara kata-kata yang mengimbau
baik tapi nyatanya kita masih lihat pemerintah misalnya memecah belah partai
politik," ujar Fadli saat ditemui di Kompleks MPR, Jakarta, Jumat (14/8).
Selain
mengkritisi persatuan yang belum tercapai antara partai politik dan pemerintah,
Fadli menilai pemerintah masih sering menganggap mudah masalah ekonomi yang
dihadapi Indonesia saat ini.
Politisi
Gerindra itu mendesak Jokowi untuk tidak selalu menyajikan janji manis di
bidang ekonomi tanpa tindakan nyata.
"Lihat
saja, katanya optimis pertumbuhan ekonomi 7 persen. Bagaimana caranya bisa 7
persen? Optimis September ekonomi akan mroket pertumbuhannya, bagaimana
caranya? Kita angan disajikan dengan impian-impian kosong," katanya.
Jokowi
sebelumnya mengungkapkan lima masalah ekonomi yang dihadapi pemerintah dalam
sidang tahunan. Untuk dapat menghadapi hal tersebut, presiden meminta semua
pihak bersatu dan mengurangi gesekan antar lembaga maupun partai politik
sehingga pemerintah bisa fokus memperbaiki ekonomi.
Apresiasi Surya Paloh
Ketua
Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan apresiasi terhadap pidato kenegaraan
yang disampaikan Jokowi karena memberikan gambaran secara objektif. Salah satu
poin yang digarisbawahi dalam pidato kenegaraan presiden adalah kondisi riil
masyarakat yang sedang tidak sehat.
Selain
itu disebutkan terjadi penurunan sistem nilai dasar kultur kebudayaan sebagai
bangsa. “Spirit kebangsaan dalam HUT ke 70 RI jelas di sana
terjadi demoralisasi, interaksi sosial tidak sehat, kearifan itu tidak ada
lagi," kata Paloh di Gedung DPR.
Paloh
menyebutkan, ada penghormatan nilai yang dikesampingkan sehingga dia
mengevaluasi perlu dilakukan gerakan perubahan pada bangsa ini.
Mengenai
perombakan kabinet yang baru saja dilaksanakan, Paloh menyebut hal itu adalah
hak presiden dan dia berharap agak para menteri yang baru saja dilantik dapat
bekerja dengan baik.[cnnindonesia]