Mulanya, Anda akan mengalami kaget dan canggung. Belum biasa.
Bermula dari memasuki kamar wanita yang awalnya asing, shalat sunnah berjamaah,
berdoa dalam tangis yang bersilang-tindih, kemudian menjalani aktivitas ibadah
khusus suami-istri. Saat itu, cinta akan semakin tumbuh, dan akan terus
berkembang seiring berjalannya bilangan waktu.
Jika
Anda menjadi suami, ada amanah yang besar. Ada tanggung jawab yang tak ringan.
Ada titipan agung yang dibebankan di pundak Anda. Sederhananya, jika hidup
seorang diri saja belum tentu selamat, maka menjalani hidup bersama wanita yang
Anda cintai itu, semoga menjadi jalan untuk semakin menguatkan Anda dalam
penghambaan diri kepada Allah Ta’ala.
Enaknya,
jika Anda adalah seorang suami, ada begitu banyak nikmat-nikmat yang tak pernah
dirasa sebelumnya. Mulai dari hal paling kecil, biasa, hingga yang paling agung
dan tidak bisa didapatkan kecuali melalui pernikahan yang diberkahi.
Pada
dini hari, akan ada bidadari yang lembut perangainya. Ia, selalu membangunkan
Anda dengan lembut, sedikit rabaan, cubitan mesra, atau percikan air perlambang
sunnah. Jika Anda belum beranjak, jangan kaget jika ada cara-cara ‘nakal’
lain yang dipraktikkan oleh istri Anda itu.
Setelah
tunai kesadaran Anda, lalu bergegas menuju kamar mandi, sekembalinya ke kamar,
tak usah kaget jika di atas tempat tidur sudah terdapat baju untuk shalat
Shubuh berjamaah atau seragam kerja kantor. Tak perlu canggung. Tinggal
dipakai. Ia, telah memilihkan yang terbaik. Agar hatinya senang, tak perlu
banyak bicara.
Oya,
jika mau, bermanjalah sesekali atau sering kali, “Sayang,
bantu pakai kan, ya? Sudah terlambat nih.”
Setelahnya,
ia akan melepas Anda dengan seluruh rindu dan cinta yang dimiliki. Maka, jabat
dan cium tangan yang dilanjutkan ke pipi kanan-kiri dan kening, akan terasa
menyejukkan hati, menyegarkan pikir, dan menguatkan raga. Istri Anda itu,
seakan-akan berkata, “Berangkatlah menjemput harta yang halal, Sayang. Aku
mendoakan di setiap mili detik yang kumiliki. Semoga Allah Ta’ala
berkahi, berapa pun yang kau bawa pulang untukku dan anak-anak kita kelak.”
Rasakanlah
itu dengan segenap jiwa. Nikmatilah tiap jenaknya. Tak usah canggung.
Biasakanlah. Dan jadikan setiap aktivitas setelah pernikahan sebagai
persembahan cinta kepada ia yang Anda cintai.
Bimbing
istri Anda. Sebab, tak bermaknalah kebersamaan di dunia jika kelak bercerai
berai di akhirat. Semoga, istri Anda di dunia ini, kelak menjadi satu dari
sekian banyak istri Anda di akhirat. Semoga, ia menjadi ratu dari puluhan bidadari
yang diberikan kepada Anda. Aamiin. [Keluargacinta]