SURIAH - Media Pemerintah Suriah melaporkan otoritas berwenang
telah menahan sepupu Presiden Suriah, Suleiman al-Assad, karena dituduh membunuh
seorang pejabat militer. Suleiman dituduh menembak mati pejabat tinggi Angkatan
Udara Kolonel Hassan al-Sheikh pada Kamis malam kemarin karena insiden
kecelakaan lalu lintas.
Stasiun
berita Al Jazeera, Selasa, 11 Agustus 2015, melansir dalam insiden itu,
Suleiman merasa kecewa karena al-Sheikh tiba-tiba menelikung jalan yang dia
tempuh di area Latakia. Menurut pengakuan warga sekitar, Suleiman yang saat itu
mengendarai Hummer hitam tanpa pelat nomor geram dan langsung mengeluarkan
senjata AK-47.
Dia
kemudian memuntahkan tujuh peluru ke arah al-Sheikh dan mengenai bagian
dadanya.
"Suleiman
Hilal al-Assad telah ditahan dan dipindahkan ke otoritas yang sesuai,"
ujar kantor berita Suriah, SANA.
Organisasi
Pemantau untuk Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di Inggris mengatakan,
dia ditahan di jalan antara Latakia dan Qardaha. Di sana merupakan kampung
halaman leluhur Presiden Bashar al-Assad.
Pembunuhan
itu terjadi di tepi pantai Provinsi Latakia, yang menjadi area kekuasaan
pmerintah dan rumah bagi suku minoritas, Alawit. Baik al-Sheikh dan Suleiman
juga berasal dari suku itu, sehingga menyebabkan unjuk rasa
besar-besaran.
Sekitar
lebih dari 1.000 orang pada Sabtu kemarin memprotes aksi pembunuhan dan
menuntut keadilan bagi al-Sheikh.
Janji Assad
Pada
Senin pagi kemarin, harian Suriah Al-Watam mengutip pernyataan kerabat
al-Sheikh yang menyebut Presiden Assad berjanji tindak kejahatan itu akan
memperoleh hukuman setimpal. Istri al-Sheikh, Mayssa Ghanem, mengaku percaya
dengan Assad.
"Presiden
Assad berjanji akan menghukum pelakunya, siapa pun itu," ujar
Mayssa.
Menurut
pengamat dari London School of Economics and Political Science, Fawaz Gerges,
Assad saat ini berada dalam posisi yang sulit.
"Demi
menunjukkan kewenangannya kepada publik, dia harus bertindak. Saya tak akan
terkejut, jika pengadilan menggelar sidang atas kasus itu," kata Gerges.[Viva]