BANDA ACEH - Junaidi alias Breujuk (30) terduga anggota kelompok
bersenjata pimpinan Din Minimi tewas meregang nyawa setelah diterjang timah
panas petugas Kepolisian Daerah Aceh di SPBU Batuphat Lhokseumawe, Kamis
(27/8/2015) lalu.
Babak
baru perlawanan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pimpinan Din Minimi
yang menuntut keadilan kepada Pemerintah Aceh yang notabenenya merupakan mantan
petinggi GAM. Tuntutan kelompok Din Minimi muncul dikarenakan selama ini
Pemerintah Aceh pasangan dr. Zaini Abdullah-Muzakkir Manaf dianggap mengabaikan
hidup para korban konflik, janda korban konflik, anak yatim dan para mantan
kombatan.
Menyikapi hal itu, Direktur Eksekutif Aceh Peace Watch Fahrol Azmi kepada
lintasatjeh.com, Minggu (30/8/2015), mengatakan bahwa Wali Nanggroe harus turun
tangan, jangan cuma diam menunggu 'Istana Wali' siap untuk ditempati.
Lebih
lanjut kata dia, substansinya bukan menikmati kekuasaan akan tetapi bagaimana
dengan menggunakan power kekuasaan untuk mencari cara melakukan upaya
penyelesaian api konflik yang berpotensi membesar yang akan membakar perdamaian
Aceh secara khusus dan Aceh secara umum.
Kemudian,
Muzakir Manaf seharusnya juga bisa menggunakan jalur Komite Peralihan
Aceh (KPA) untuk mengatasi permasalahan ini bila enggan menggunakan jalur
pemerintahan karena takut tersalip elektabilitas bahwa ini kerja Gubernur Zaini
Abdullah.
"Din
Minimi cs kan anggota KPA dan juga PA, apabila Muzakir Manaf tidak mampu menyelesaikan permasalahan ini sebaiknya
beliau mundur saja dan fokus untuk menggalang dukungan guna meraih dan merebut
kekuasaan untuk menjadi Gubernur Aceh periode kedepan," sindirnya.
Masih
kata dia, Muzakir Manaf tidak boleh diam seribu bahasa, ini 'PR' beliau,
disinilah kemampuan seorang Muzakir Manaf diuji, bukan hanya capable (mampu)
dalam memimpin pasukan perang di masa konflik, tapi juga mampu mengayomi dan
menjaga barisan serta memberdayakan anggotanya di masa damai.
"Kepada
Kapolda Aceh, segera audit investigatif pola kinerja polisi dalam memburu
kelompok Din Minimi cs. Karena publik Aceh mencium gelagat tidak normal dalam
pelumpuhan dua anggota komplotan Din Minimi yang terakhir yaitu Ridhwan dan
Junaidi alias Beurijuk," pungkasnya.[ar]