JAKARTA - Partai Islam Damai Aman (Idaman) yang dideklarasikan
pesohor Rhoma Irama diprediksi hanya akan menjadi peramai di dunia politik
Indonesia.
"Partai
baru bentukan Rhoma Irama ini tidak akan terlalu banyak bisa berbicara dalam
perpolitikan nasional," ujar pengamat politik Universitas Padjajaran
(Unpad) Idil Akbar saat dihubungi, Kamis (16/7).
Dia
menjelaskan, parpol yang bersifat sektarian dengan membawa ideologi agama
tertentu cenderung tidak cukup bisa dijual karena paradigma masyarakat sudah
menganggap semua parpol sama saja apapun ideologinya. Saat ini sudah terjadi
transformasi preferensi memilih rakyat dari figuritas menjadi rasional.
Karenanya,
Partai Idaman ditengarai bakal keok dalam kancah percaturan politik Indonesia.
"Jika
hanya mengandalkan figuritas Rhoma Irama sebagai magnet suara ataupun menjual
ideologi agama sebagai jalan berpolitiknya," jelas Idil.
Pada
Sabtu 11 Juli lalu, Rhoma Irama yang juga dikenal sebagai Raja Dangdut
Indonesia menyatakan berdirinya Partai Idaman. Rhoma mengatakan, alasan
berdirinya partai itu adalah untuk memberi kontribusi nyata kepada negeri. Dia
menilai bahwa parpol adalah satu-satunya cara untuk mewujudkan hal tersebut.
Acara
deklarasi yang digelar di sebuah rumah makan di kawasan Jakarta Selatan
diakhiri dengan penandatanganan akta pendirian Partai Idaman yang disaksikan
oleh notaris. Akta tersebut ditandatangani oleh Rhoma sebagai ketua umum dan
Sekretaris Jenderal Abdurrahman Tardjo.
Pendirian
Partai Idaman juga didukung organisasi seperti Aliansi Kejujuran untuk Rakyat
(Akurat), Fahmi Tamimi, serta Fans or Rhoma and Soneta (Forsa).[rmol]