Kepala PLN Lhoksukon, Iskandar |
LHOKSUKON - Masyarakat Kabupaten Aceh Utara merasa dikecewakan
oleh perusahaan listrik negara (PLN) yang kerap mematikan listrik di saat bulan
suci Ramadhan. Akibatnya, tak hanya pedagang, namun juga ibu-ibu rumah tangga
pun dirugikan.
"Kami
kecewa dengan PLN! Kalau padamnya karena ada bencana angin atau hujan lebat,
kami masih menganggap wajar," ucap Nurhayati, salah seorang ibu rumah
tangga yang tinggal di Nibong Baroh, Kecamatan Nibong, mengungkapkan
kekesalannya.
Kata
dia, gara-gara aliran listrik padam, dirinya sering dirugikan karena disaat
memasak nasi menggunakan Rice cooker (alat pemasak nasi listrik) tiba-tiba
listrik padam, sehingga beras yang dimasak menjadi sia-sia dan terbuang
percuma.
“Gak dibuang truss mau
dibawa kemana? nasi masih setengah matang tiba-tiba listrik padam menjelang
maghrib sampai waktu sahur," ujarnya dengan nada geram.
Sementara
itu Direktur LSM Jaringan Aspirasi Rakyat Aceh (JARA) Iskandar, S.Pd meminta
PLN agar tidak memadamkan listrik selama bulan Ramadhan di kabupaten itu, karena
akan berdampak pada keresahan di masyarakat.
Iskandar
melanjutkan, sungguh terlalu perusahaan milik negara ini saat mematikan listrik
tanpa melakukan antisipasi sebelumnya dan
mematikan lampu secara mendadak. Banyak pihak menilai, kinerja PLN sudah
sungguh-sungguh keterlaluan tanpa memikirkan waktunya umat Muslim melaksanakan
ibadah.
JARA
meminta PT. PLN (Persero) supaya mengevaluasi kinerja dan pelayanannya kepada masyarakat.
Menyikapi
hal ini Kepala PT. PLN Ranting Lhoksukon, Iskandar menyatakan bahwa pihaknya telah
bekerja maksimal untuk mengatasi persoalan pemadaman listrik. Dirinya pun
mengaku merasakan hal yang sama seperti masyarakat tidak menginginkan pemadaman
itu terjadi.
Namun
kata dia, pemadaman listrik ini terjadi bukan karena kelalaiannya, melainkan akibat
pohon yang tumbang yang menurutnya dalam beberapa minggu terakhir di Aceh Utara
dilanda angin kencang.[pin]