LHOKSUKON - Kinerja Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib alias Cek
Mad, terus menuai kritikan. Pasalnya tiga tahun pemerintahan dipimpinnya belum
menunjukkan hasil nyata untuk mensejahterakan rakyatnya.
"Tingkat
pengangguran dan angka kemiskinan di Aceh Utara masih di bawah standar nasional
dari kabupaten-kabupaten di seluruh Indonesia," demikian dikatakan Ketua
Himpunan Ekonomi Pembangunan Universitas Malikussaleh (Himep-Unimal), Romi
Afrizanur, Rabu (22/7/2015) malam.
Yang
paling menyedihkan lagi, tambah Romi, kualitas pendidikan di Aceh Utara
sangatlah minim. Ini semua terjadi akibat Cek Mad kurang tegas di dalam
memantau kinerjanya lewat kepala-kepala dinas. Anggaran untuk Aceh Utara setiap
tahunnya terus meningkat ini merupakan dampak positif dari Dana Otsus Aceh dan
sebahagian besar dana ini digunakan untuk sektor pendidikan dan gaji pegawai
yang tidak disiplin.
“Saya rasa keadaan ini
tidaklah jauh berbeda dari kepemimpinan Bupati Ilyas Pase di masa lalu kinerjanya
sama, cuma pelakunya saja yang berbeda,” jelasnya.
Seharusnya,
Cek Mad haruslah belajar dari kegagalan Aceh Utara 5 tahun yang silam, jangan
sampai mengulang sejarah yang tidak indah. Katanya lagi, ada banyak hal yang
bisa dilakukan untuk membangun Aceh Utara apalagi dengan anggaran APBK-nya yang
sangat besar yang terpenting adalah prinsip transparansi dari pemerintah dan
pengalokasian anggaran sesuai tepat sasaran dan jangan ada toko di dalam toko
disaat pemberian bantuan kepada masyarakat.
Selain
itu, Cek Mad juga harus memfungsikan dinasnya secara benar dan menindak tegas
bila perlu dipecat apabila dinas tidak melaksanakan tugasnya dengan benar. Selain
itu pun Cek Mad juga harus melibakan seluruh elemen masyarakat di dalam
merancang sebuah rencana perekonomian seperti: akademisi, tokoh-tokoh
masyarakat, dosen, LSM, dan organisasi kemasyarakatan sehingga sebuah program
yang diramu oleh Pemkab yang nantinya benar-benar berkualitas tepat sasaran dan
berguna untuk masyarakat Aceh Utara tentunya.
Menurutnya,
di dalam disiplin ilmu Ekonomi Pembangunan cara membangun perekonomian daerah
cuma satu yaitu Industri. Dan bukan hal yang mustahil Aceh Utara untuk menjadi
kawasan indusri di pulau Sumatera. Pasalnya posisi laut Aceh Utara dan keadaan
alamnya sangatlah straegis untuk dibangun pabrik-pabrik yang nantinya akan
mengolah hasil alam dan menyerap tenaga kerja yang sangat besar.
Untuk
itu, Aceh Utara membutuhkan investor dan cara memancing mereka adalah dengan
mempermudah birokrasi pemerintahan dan melengkapi infrastruktur sehingga mereka
mau menanam modalnya di Aceh Utara.
"Jangan
sampai kita terus-terusan mengirim padi dan hasil alam lainnya ke Medan untuk
diolah kemudian kita membeli lagi dari Medan sesudah harganya mahal,"
pungkasnya.[pin]