IST |
JAKARTA - Presiden Joko Widodo dipastikan melakukan perombakan
alias reshuffle terhadap Kabinet Kerja yang dipimpinnya. Usai perayaan Idul
Fitri 1436 Hijriah menjadi momentum tepat bagi Presiden mengganti
menteri-menterinya yang berkinerja buruk.
"Prediksi
saya perombakan kabinet tidak terlalu lama lagi. Kemungkinan setelah Lebaran,
antara bulan Agustus-September," kata pengamat politik Karyono Wibowo saat
dihubungi, Minggu (5/7).
Hal
itu diyakini Karyono dengan melihat indikator utama akan adanya perombakan
kabinet yang sudah semakin nyata. Yaitu, hasil survei kepuasan publik terhadap
kinerja Kabinet Kerja oleh sejumlah lembaga telah menunjukkan tren
penurunan. Yang mana, menurunnya tingkat kepuasan itu terutama kinerja di
bidang ekonomi dan penegakan hukum.
"Dua
bidang ini menjadi sorotan mayoritas masyarakat di akar rumput," bebernya.
Kedua,
sinyal reshuffle juga sudah didengungkan oleh sejumlah pihak, termasuk relawan
dan partai pendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Terutama
PDI Perjuangan sebagai pendukung utama.
"Tentu
PDIP sebagai partai pendukung utama dan sekaligus pemenang pemilu memiliki
pengaruh besar dalam menentukan masalah reshuffle. Jika PDIP sudah
mengisyaratkan perlunya reshuffle maka daya tekannya sangat besar," jelas
Karyono.
Kemudian,
adanya fakta atas kondisi perekonomian yang makin memburuk. Ditandai dengan
kenyataan kenaikan harga kebutuhan pokok, menurunnya daya beli masyarakat,
pelemahan nilai tukar rupiah, serta menurunnya pertumbuhan ekonomi yang berada
di level; 4,7 persen.
"Tiga
indikator tersebut bisa menjadi alasan untuk melakukan perombakan
kabinet," tegas Karyono yang juga direktur Indonesia Public Institute
(IPI). [rmol]