JAKARTA — Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kementerian Dalam
Negeri (Kemendagri) membangun jaringan untuk menambah pasukan intelijen
sebanyak 1.000 orang untuk memperkuat daerah, khususnya tingkat kabupaten dan
kota. Demikian kata Kepala BIN Sutiyoso di Jakarta, Senin (13/7/2015).
"Saat
ini, perwakilan BIN di daerah sangat minim. Artinya, satu BIN itu meng-cover
dua sampai tiga kabupaten-kota. Itu tidak masuk akal. Oleh karena itu, saya
mencanangkan program 1.000 personel itu dan kita akan membangun jaringan
bersama Kemendagri," kata Sutiyoso seusai bertemu Menteri Dalam Negeri
Tjahjo Kumolo di Jakarta.
Sutiyoso
menjelaskan, untuk memperkuat pasukan intelijen di daerah, diperlukan sinergi
dengan Kemendagri sebagai poros pemerintahan antara pusat dan daerah.
Daerah
yang akan mendapatkan tambahan personel intelijen tersebut merupakan daerah
yang bekerja sama atau berkoordinasi dengan Kemendagri terkait kebutuhan
intelijen di daerah.
"Seribu
personel itu akan kita ambil dari daerah yang akan kerja sama dengan Kemendagri
nanti supaya diplot di daerah masing-masing. Nanti setiap kabupaten-kota paling
tidak ada satu sehingga tidak satu untuk dua atau bahkan tiga
kabupaten-kota," ujarnya.
Untuk
saat ini, BIN dan Kemendagri melakukan upaya deteksi dini terhadap
daerah-daerah yang dinilai rawan konflik sehingga memerlukan personel intelijen
ekstra.
"Kita
juga mendeteksi dini dari daerah, ada Kemendagri, bupati dan wali kota, jadi
harus membangun sinergi antara kita, BIN, dan Kemendagri," katanya.
Keberadaan
1.000 personel intelijen tersebut diusahakan sudah ada sebelum pelaksanaan
pemungutan suara pemilihan kepala daerah secara serentak.
Hal
itu disebabkan adanya potensi rawan konflik yang disebabkan oleh
tahapan-tahapan pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota di daerah. "Ya,
ini harus bisa direalisasikan segera," ujarnya.[Kompas]