![]() |
IST |
JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Bogor tengah menjajaki kerja sama
dengan Australia untuk mengembangkan sektor peternakan sapi di kawasan Bogor
pada tahun ini.
Kepala
Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Satu Pintu (BPTPMSP) Kabupaten
Bogor Yani Hasan mengatakan konsep yang dilakukan antara Pemkab Bogor dengan
Australia murni business to business.
"Jadi
pihak Australia nanti bakal membuka lahan peternakan di Kabupaten Bogor khusus
untuk sapi anakan, nanti penggemukan dan olahannya di sini," ujarnya pada
Bisnis, Minggu (5 Juli 2015).
Yani
memaparkan Pemkab Bogor telah berkomunikasi dengan Australia terkait
pembicaraan kerja sama tersebut antara lain di Jakarta yang dilakukan belum
lama ini dan di Pendopo Kabupaten Bogor pada akhir pekan lalu.
Dia
mengatakan pada dua pertemuan antara Pemkab Bogor dengan Australia tersebut
belum membicarakan lebih jauh terkait konsep peternakan yang akan diterapkan.
Nilai investasi pun, kata dia, belum dibicarakan lebih lanjut.
"Yang
jelas rencana Australia membuka peternakan di Bogor itu serius. Tapi hingga
saat ini belum ada pembicaraan berapa kapasitas produksi dan lahan peternakan
yang akan dibangun," paparnya.
Menurutnya,
kerja sama Australia dengan Kabupaten Bogor telah lama dilakukan, seiring telah
terbangunnya tiga pabrik asal Negeri Kanguru itu di Bogor antara lain dua
industri makanan dan industri produk campuran semen.
Namun,
nilai pada ketiga sektor tersebut belum terlalu maksimal atau hanya bisa
menanamkan investasi sekitar Rp30 miliar. "Memang investasi dari Australia
masih kecil di Bogor," paparnya.
Yani
berharap investasi di sektor peternakan dari Australia di Kabupaten Bogor bisa
meningkatkan sektor peternakan dan pengolahan sapi. Sebab, lanjutnya, pabrik
pengolahan daging sapi yang ada di Bogor selama ini dipasok dari peternakan
Lampung.
Terpisah,
Bupati Bogor Nurhayanti menuturkan kerja sama dengan Australia masih mengalami
beberapa kesulitan terutama pada persoalan teknis perdagangan.
Dia
memberi contoh produk yang diolah dari Kabupaten Bogor sulit tembus ke
Australia lantaran adanya sistem karantina yang ketat, persyaratan yang sulit
dipenuhi, dan ekspor produk dari perusahaan-perusahaan lokal yang belum
tercapai.
"Tetapi
meskipun ada kendala teknis, sejauh ini ada tiga perusahaan dari Australia yang
berinvestasi di Kabupaten Bogor, dan diharapkan akan lebih banyak lagi,"
paparnya.
Nurhayanti
menambahkan pihaknya juga membuka sektor pariwisata yang dimiliki Bogor untuk
bisa dimanfaatkan oleh wisatawan Australia, seperti kawasan Puncak Bogor yang
hingga tahun ini sudah menarik sekitar 5 juta pengunjung.
Menurutnya,
kendati warga negara Australia lebih banyak tertarik berwisata ke Bali,
pihaknya akan terus berupaya menarik minat warga Australia untuk datang ke
Kabupaten Bogor.
"Lebih
baik yang datang sedikit tapi mereka betah dan tidak kapok untuk datang ke
Kabupaten Bogor, ujarnya.[Bisnis/tempo]