BANDA ACEH - Aceh pasca tsunami dan pasca perdamaian Helsinki, belum menunjukkan kemajuan yang pesat di bidang industri. Bahkan beberapa industri yang ada justru banyak yang gulung tikar, hal ini tentunya menambah jumlah pengangguran yang berimbas meningkatnya angka kemiskinan.
Untuk itu, Aceh perlu adanya beberapa industri yang harus dibangun baik dengan mendatangkan investor berskala nasional maupun kerjasama dengan investor dari luar negeri. Memang kita tahu, Pemerintah Aceh dalam hal ini sudah berupaya membangun komunikasi dan kordinasi dengan berbagai pihak tapi hasilnya belum maksimal untuk menjawab persoalan keterlambatan pembangunan ini.
"Aceh harus dibangun beberapa industri seperti pabrik semen Aceh, pabrik baja Aceh, industri perikanan yang kita kemas dalam bentuk Pesantren Bahari dan peternakan terbesar di dunia. Kemudian pengembangan industri kulit seperti sepatu, baju, tas, dompet dll, serta Pesantren pertanian dan perkebunan," demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Kadin Aceh, Indra Azmi, SE, saat diterima Menteri Perindustrian RI Saleh Husin, Kamis (11/6/2015) di Jakarta.
Lebih lanjut, Indra Azmi mengatakan potensi Aceh ini luar biasa dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alamnya (SDA). Namun saat ini, industri-industri yang ada masih minim bahkan tidak ada dan tentunya ini menjadi peluang menjanjikan bagi para investor.
"Kita harap, Kementrian Perindustrian RI bisa menjembatani ide-ide dari Kadin Aceh. Karena dengan terbangunnya industri-industri tersebut, pengangguran akan teratasi dan kesejahteraan rakyat akan meningkat," pinta Indra Azmi.
"Selain itu, Kadin Aceh juga menyampaikan ke Kementrian Perindustrian agar Aceh menjadi salah satu propinsi untuk pembangunan industri ini," demikian pungkas Wakil Ketua Kadin Aceh.[ar]