LHOKSUKON - Imigran Myanmar etnis muslim Rohingya di Aceh Utara
mengikuti pelatihan bercocok tanam atau bertani melalui sistem hidroponik
secara bertahap di camp Desa Blang Adoe.
Pelatihan
itu sudah berlangsung sejak Rabu (24/6/2015), yang dibuka oleh Yayasan Daarut
Tauhid yang notabenenya milik Ustadz Aa' Gym dan lembaga kemanusiaan Aksi Cepat
Tanggap (ACT).
Relawan
ACT, Sispriani A.Md menyebutkan, untuk tahap pertama bagi yang mengikuti
pelatihan tersebut hanya di ikuti oleh 20 orang laki-laki muslim Rohingya.
Sementara yang wanitanya bakal menyusul secara tahapan.
“Untuk tahap awal ini
kami sengaja melibatkan kaum lelakinya dulu karena mereka yang menjadi tulang
punggung keluarga,” ujar Sispriani, Minggu (28/6/2015).
Pada
pelatihan itu, mereka menanam sekaligus tiga bibit kangkung dan satu bibit
slada. Siska menuturkan, bahwa ada 20 paket yang disediakan yang setiap
paketnya terdiri dari bibit, wadah khusus, tanah dan cairan pupuk.
ACT
juga melibatkan pakar pertanian hidroponik dari Dinas Pertanian Kabupaten Aceh
Utara, Ir.Hamudah. ACT sendiri juga sudah menyiapkan lahan di areal ICS untuk
Rohingya.
“Kita sudah siapkan
lahannya di sekitar ICS. Kita akan latih dan berdayakan lewat pertanian,
pengelolaan ternak, ikan dan lainnya. Kami ingin mereka di manusiakan, sehingga
mereka bisa bangkit dari keterpurukan,” pungkas Siska.
Menurutnya,
ada aturan yang menyebut pencari suaka tak boleh bekerja dan selamanya
diperkenankan menerima ‘jatah hidup’.[chairul]