Rohingya sedang antri makan di lapang. (Foto: Dok) |
LHOKSEUMAWE - Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno menyatakan, Indonesia menerima kedatangan para imigran asal Myanmar dan Bangladesh karena pertimbangan kemanusiaan. Namun itu tidak berarti mengundang kedatangan para imigran tersebut.
Usai melakukan pertemuan dengan para pejabat pemerintah di Aceh di Lhokseumawe, Minggu (7/6/2015), Tedjo menyatakan, hingga saat ini tercatat ada 11.900 jiwa imigran etnis Rohingya, Myanmar dan Bangladesh yang ditampung Indonesia.
"Alasan menerima karena nilai-nilai kemanusiaan. Seperti amanat sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil Beradab. Namun bukan berarti kita mengundang imigran untuk datang," kata Tedjo.
Disebutkan Tedjo, terkait dengan kedatangan para pengungsi ini, sudah ada kesepakatan dengan International Organization for Migration (IOM) dan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dalam penanganannya. Saat ini proses pendataan tengah dilakukan.
Terhadap para imigran itu pun ada serangkaian tahapan penanganan. Khusus untuk imigran asal Bangladesh, pendeportasian akan dilakukan pihak imigrasi. Sementara untuk Rohingya ada batas waktu selama satu tahun untuk tahapan berikutnya.
Terkait dengan imigran dari kelompok etnis Rohingya ini, Menko Tedjo juga menyatakan pihaknya sudah berkomunikasi dengan Malaysia dan Myanmar agar tidak mengusir para imigran itu. Pemerintah Myanmar juga didesak untuk bisa menyelesaikan konflik dalam negerinya sehingga.
Menko Tedjo tiba di Lhokseumawe sekitar pukul 11.00 WIB, dan langsung melakukan pertemuan dengan para kepala daerah yang wilayahnya kedatangan pengungsi. Antara lain Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Bupati Aceh Utara Muhamad Thaib, Wakil Wali Kota Lhokseumawe Nazaruddin, serta perwakilan dari Pemda Aceh Timur, Aceh Tamiang, dan Langsa. Rencana semula, pada pukul 15.00 WIB Tedjo akan meninjau pengungsi Rohingnya di Desa Punteut, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, namun urung karena harus segera ke Medan.
Gelombang kedatangan imigran Myanmar dan Bangladesh yang masuk melalui jalur laut terjadi pada Mei lalu. Tercatat ada 1.810 pengungsi yang tersebar di Langsa 682 jiwa, Aceh Utara 328 jiwa, Aceh Timur 409 jiwa, Aceh Tamiang 48 jiwa, Lhokseumawe 247 jiwa, dan Medan, Sumatera Utara, sebanyak 96 orang. Dari 1.810 jiwa tersebut terdiri dari laki-laki dewasa 1.328 jiwa, perempuan 244 jiwa dan anak-anak 238 jiwa.[Detik]