BANDA ACEH - Lembaga Acheh Future mengultimatum Gubernur Aceh,
Zaini Abdullah, untuk segera menyelesaikan permasalahan dan kisruh yang selama
ini terjadi di Masjid Raya Baiturahman, Kota Banda, Aceh.
"Gubernur
harus segera mengambil sikap untuk mengembalikan 'izzah (keagungan) dan marwah
Mesjid Raya Baiturrahman," pinta Ketua Umum Acheh Future, Razali Yusuf,
Senin (22/6/2015).
Berikut
ultimatum dari Acheh Future:
1.
Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh harus dikembalikan marwahnya sesuai dengan warisan
Iskandar Muda dalam Aqidah Ahlussunnah Waljamaah dan Mazhab Syafii.
2.
Cabut SK Imam Besar dan Pengurus Mesjid Raya Baiturrahman yang telah
mengkhianati rakyat Aceh.
3.
Pengurus Mesjid Raya telah mengakali dan memperolok-olok kesepakatan Ulama Aceh
dengan Tata Cara Pelaksanaan Ibadah yang tidak sesuai dengan keinginan
mayoritas rakyat Aceh.
4.
Pengurus Mesjid Raya telah memfitnah dan mempropaganda Pengajian Tastafi pagi
Jumat yang diasuh oleh Ulama Kharismatik Aceh hingga dikawal Polisi dengan
alasan kerusuhan dan mengganggu orang i'tikaf.
5.
Pengurus Mesjid Raya mengutip biaya mahal Pengajian dan Majelis Zikir Ulama
Ahlussunnah. Sebaliknya menggratiskan dan mendukung Pembiayaan Pengajian
Wahabi.
6.
Imam Besar Mesjid Raya Baiturrahman telah berkhianat kepada Rakyat Aceh karena
secara diam-diam telah mengembangkan ajaran Wahabi di Aceh melalui Yayasan
Khadimul Haramain atau LIPIA yang berafiliasi langsung kepada Yayasan Wahabi di
Saudi dengan aliran dana yang melimpah. Penyebaran Ajaran Wahabi menjadi
penyebab utama rusaknya Ukhuwah Islamiyyah di Aceh.
7.
Imam Mesjid Raya telah menyebarkan provokasi dengan menyalahkan FPI agar
terkesan anarkis, padahal ini adalah Gerakan Seluruh Rakyat Aceh.
8.
Maka karena itu Gubernur Aceh harus segera menyerahkan mandat Pengelolaan
Mesjid Raya kepada MPU untuk sementara hingga MPU berwewenang penuh menentukan
kepengurusan berikutnya.
9.
Bila sampai Jumat ini tidak ada perubahan dalam kepengurusan Mesjid Raya, maka
jangan salahkan Rakyat bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau bahkan
menggulingkan Gubernur Aceh sebagai pihak yang telah menzalimi Rakyat Aceh.
10.
Apapun resikonya, Rakyat Aceh telah siap berjuang dan berkorban untuk
mengembalikan marwah Mesjid Raya sebagaimana pada masa Sultan Iskandar Muda.
11.
Rakyat Aceh tidak perlu ditakut-takuti dengan pengerahan Polisi, seribu kompi
pun dikerahkan Rakyat Aceh tidak akan mundur memperjuangkan harkat dan martabat
ini.
12.
Kami menunggu secepatnya keputusan dan kebijaksanaan Gubernur sebelum semuanya
menjadi terlambat.
Dia
menyatakan bahwa aksi ini bukanlah gerakan segelintir orang dan Ormas tertentu.
Ini adalah gerakan seluruh rakyat Aceh yang tidak lagi mampu melihat kezaliman
dan pengkhianatan yang dilakukan oleh Gubernur dan Pengurus Mesjid Raya.
Razali
juga mengingatkan pada Jumat mendatang seluruh lapisan masyarakat akan memenuhi
Mesjid Raya untuk memastikan bahwa rakyat Aceh siap menjaga Mesjid Raya sebagai
amanah yang diwariskan para Endatu dan para Syuhada, agar Mesjid ini senantiasa
dalam Aqidah Ahlussunnah Waljamaah.
"Membiarkan
Mesjid Raya dalam genggaman Wahabi, berarti kami rakyat Aceh telah berkhianat
kepada Ulama, Syuhada dan Sultan Iskandar Muda," ucap Razali.
Oleh
karenanya, Acheh Future mendesak Gubernur Aceh jangan lamban menyikapi keinginan
rakyat Aceh, dan jangan ragu-ragu dalam menyelesakan masalah. Menurutnya bila
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
karena lamban menyelesaikannya, Gubernur/Wakil Gubrenur Aceh dan Ketua
DPRA harus bertanggungjawab, dan diminta turun dari jabatannya, karena dinilai tidak
mampu memimpin di Aceh.[Redaksi]