Wasdakim Imigrasi Lhokseumawe Albert Jalius |
BANDA ACEH - Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Rakyat Aceh
Membangun (GRAM), menyayangkan buruknya pelayanan Kantor Imigrasi Kelas II
Lhokseumawe. Hal ini menyusul sikap arogansi petugas Imigrasi terhadap wartawan.
"Kita
sangat menyayangkan terkait hal ini, apalagi terhadap insan Pers yang harusnya
dilayani dengan baik ketika sedang menjalankan tugas jurnalistiknya," kata
Direktur LSM GRAM, Muhammad Azhar, menjawab lintasatjeh.com, Sabtu (20/6/2015),
terkait wartawan diajak duel oleh petugas Imigrasi beberapa waktu lalu di
Kantor Imigrasi Kelas II Lhokseumawe.
Dirinya
menilai sikap petugas Imigrasi dan pernyataan Albert Djalius selaku Wasdakim
Imigrasi yang terkesan provokatif itu justru lari dari semangat Motto Imigrasi
yang "melayani dengan tulus", serta semangat Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Hegara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) yang menetapkan
tahun 2014 sebagai tahun inovasi pelayanan publik.
"Kita
lihat saat ini Imigrasi Lhokseumawe justru mengabaikan semangat itu mengenai etika
dalam memberikan pelayanan," ucap Azhar.
Inovasi
pelayanan publik itu dimaksudkan utuk mendorong instansi pusat maupun daerah
agar dalam melakukan inovasi pelayanan publik lebih fokus, terarah, mendalam
dan berkesinambungan. Penetapan ini jelas harus disambut dengan sukacita karena
sejalan dengan motto imigrasi.
"Layani
publik dengan hati, sepenuh hati, dan hati hati. Bukan malah dengan sesuka hati,"
tandasnya.
Maka
itu, Imigrasi harus melayangkan permintaan maafnya dengan publik dan kepada
Insan Pers yang mestinya dijadikan sebagai teman yang baik, bukan malah dimusuhi.[Redaksi]