Camat "Cantik" Rantau saat mengunjungi warga |
ACEH TAMIANG - Seorang pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap umat yang ia pimpin (sense of crisis_red).
Kepekaan atas kesulitan rakyat atau umat itu ditunjukkan dengan kemampuan berempati dan simpati kepada pihak-pihak yang kurang beruntung. Karena itu, seorang pemimpin yang ideal tidak akan pernah melahirkan kebijakan yang merugikan, apalagi menyengsarakan rakyat kecil.
Kepekaan atas kesulitan rakyat atau umat itu ditunjukkan dengan kemampuan berempati dan simpati kepada pihak-pihak yang kurang beruntung. Karena itu, seorang pemimpin yang ideal tidak akan pernah melahirkan kebijakan yang merugikan, apalagi menyengsarakan rakyat kecil.
Sangatlah tidak berlebihan bila sosok mantan Kabag Pemerintahan Kabupaten Aceh Tamiang, yang saat ini sedang mengemban amanah sebagai camat di Kecamatan Rantau, Agusliyana Devita, S. STP, Msi, dapat katagorikan sebagai pengejawantahan dari seorang 'figur' pemimpin yang ideal.
Gaya kehidupannya yang sederhana, selalu semangat dalam melaksanakan setiap pekerjaannya, tutur bahasanya juga selalu tersusun secara santun, memiliki ketegasan, disiplin, tidak otoriter, peka terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di lingkungan kerjanya serta memiliki nilai-nilai kearifan dan kebijaksanaan.
Hanya baru beberapa bulan saja menjabat sebagai Camat Rantau, Agusliyana Devita, telah berhasil menumbuh kembangkan 'pengabdiannya' kepada masyarakat dan juga untuk pemerintahan di kecamatan setempat.
Dalam upaya memberikan kemudahan dalam melayani masyarakat yang jauh dari pusat Pemerintahan Kecamatan Rantau (untuk tujuh desa_red), Agusliana, yang saat ini dikenal dengan sapaan Camat "Cantik" tersebut, telah melahirkan terobosan bijak berupa program Pelayanan Administari Terpadu Kecamatan (PATEN) Keliling.
(Baca : Terobosan Bijak Ala Camat "Cantik" Rantau Aceh Tamiang)
(Baca : Terobosan Bijak Ala Camat "Cantik" Rantau Aceh Tamiang)
Camat yang kabarnya gemar nonton program acara "Aku Anak Indonesia" yang ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi swasta nasional itu, juga tidak alergi ketika insan pers mempublikasikan tentang berbagai hal yang terjadi di wilayah kerjanya.
(Baca: Pemkab Aceh Tamiang Masih Telantarkan Warga Miskin)
(Baca: Pemkab Aceh Tamiang Masih Telantarkan Warga Miskin)
Justru, hal itu dijadikan oleh Agusliyana Devita sebagai controlling dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Bagi seorang Agusliyana, munculnya berita yang mempublikasikan tentang berbagai hal yang terjadi di wilayah kerjanya, justru dijadikan sebagai pemacu motivasi bagi dirinya dan berupaya melakukan peninjauan langsung (blusukan_red), ke titik permasalahan yang diberitakan oleh rekan-rekan dari pihak pers, yakni ke rumah Kusniadi.
(Baca: Jeritan Kemiskinan Warga Menggugah Hati Camat "Cantik" Rantau)
"Ketika kita diberi amanah untuk memimpin suatu wilayah, suka ataupun tidak suka, kita harus dituntut untuk memiliki kepekaan yang tinggi terhadap rakyat yang kita pimpin," ucapnya bersahaja.
"Jika kita belum mampu berbuat seperti itu, maka sebaiknya kita harus mundur secara teratur karena apapun alasannya, niscaya kita akan berhadapan dengan hukum sebab akibat yang pasti akan menggilas diri kita sendiri," ungkap Agusliyana dengan bijak kepada lintasatjeh.com, Rabu (4/6/15).
Setelah melakukan blusukan dan bertemu dengan keluarga Kusniadi, Camat "Cantik" Rantau melanjutkan blusukan ke rumah miskin warga lainnya di Dusun Kebun Ubi, Desa Rantau Pauh, bernama Sutrisman (48).
Sutrisman adalah seorang warga yang telah menderita kelumpuhan selama 9 tahun yang lalu, akibat pernah jatuh dari pohon rambutan. Kehidupan Sutrisman selama ini sangatlah memprihatinkan sekali. Seluruh hartanya nyaris terjual semuanya untuk mengobati kelumpuhan pada kedua kakinya.
Pada saat kelumpuhannya, Isteri tercintanya Sufiani (40), menuntut cerai dan kabur entah kemana. Kedua anaknya juga tidak berada bersamanya. Selama ini hanya orang tua dan sanak keluarganya yang mengurus Sutrisman.
Baru beberapa bulan yang lalu, Tuhan menganugerahan kembali pendamping hidupnya. Seorang janda beranak satu, Armita (40), dengan tulus bersedia dinikahkan dengan Sutrisman dan merawat pria tambun tersebut dengan penuh cinta.
Ketika Camat "Cantik" Rantau, Agusliyana, tiba di rumah Sutrisman, dengan nada tulus Agusliyana berpesan agar Sutrisman tetap selalu bersemangat dalam menjalani hidup ini.
"Allah Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Allah tidak akan membebani seseorang hambanya, melainkan sesuai dengan kesanggupannya," terang Agusliyana lirih.
Agusliyana juga telah memerintahkan Datok Rantau Pauh untuk memprioritaskan rumah bantuan untuk Sutrisman, dan pada saat itu juga Camat "Cantik" Agusliyana menelpon pihak Dinas Sosial Kabupaten Aceh Tamiang, meminta petunjuk untuk permohonan satu unit bantuan kursi roda, karena kursi roda millik Sutrisman sudah tidak layak lagi untuk dipakai.
"Penderitaan warga miskin yang tak punya akses ke publik, apalagi ke pemerintah, terbilang sangat menyedihkan," ungkap Agusliyana Devita, S. STP, Msi.
Sementara itu, Sutrisman juga menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Camat Rantau yang telah berbaik hati untuk menjenguk dan membantu dirinya.
"Terima kasih saya sampaikan kepada Ibu camat semoga Allah selalu melimpahkan hidayah kepada Ibu camat," pungkas Sutrisman penuh haru.[zf]