IST |
LHOKSUKON - Memasuki lima hari puasa Ramadhan, masyarakat di
kabupaten Aceh Utara mengalami kesulitan mendapatkan gas elpiji ukuran 3
kilogram.
Seperti
yang diutarakan Zarkasyi (46), pedagang Kopi Aceh, di Kecamatan Syamtalira
Aron, mengungkapkan sudah hampir seminggu ini
kesulitan untuk membeli elpiji.
"Saya
sudah 5 hari mencari gas 3 kg mulai dari hari meugang pertama sampai sekarang,
tapi tak saya temui di pasaran," ujarnya saat dibincangi lintasatjeh.com,
Senin (22/6/2015).
Dirinya
pun mengaku merugi akibat kelangkaan elpiji di pasaran. "Saya mengalami
kerugian besar karena sampai saat ini tidak bisa jualan kopi."
Ia
juga menyayangkan, mengapa pasokan
elpiji di Aceh Utara bisa mengalami kekosongan hingga berminggu-minggu. Akibatnya,
warga harus kembali ke zaman dahulu lagi untuk memasak menggunakan kayu.
Agar
dapurnya tetap mengepul, Zarkasyi terpaksa harus keliling hingga keluar kecamatan
untuk mencari gas 3 kg. Tapi, dirinya harus merogok kocek lebih dalam karena
harga elpiji di kecamatan lain bisa tembus Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu per tabung.
Ia
juga mempertanyakan soal kartu sebagai persyaratan untuk membeli gas elpiji 3
kg di Pangkalan. Sedangkan, dirinya tidak mengetahui dan mengerti sejak kapan
kartu itu dibuat, dan bagaimana prosudur pembuatannya?
"Saya
tidak pernah disosialisasikan soal kartu itu, saya juga memohon kepada pemkab
untuk bertindak cepat menanggapi kelangkaan elpiji ini," pintanya.
Pemerhati
sosial, Boyhaki, mengatakan terkait fenomena kelangkaan elpiji ini dinilai belum
ada solusi dari pemerintah daerah dan mitranya. Seharusnya, mesti ada komitmen
pemerintah daerah untuk melihat kondisi ril di lapangan terkait kebutuhan dasar
masyarakat, baik gas elpiji maupun sembako lainnya.[pin]