LHOKSUKON - Front Pembela Islam (FPI) Aceh, menyatakan kisruh di
Mesjid Raya Baiturrahman Kota Banda Aceh tidak ada upaya campur tangan Ormas anarkis
yang asalnya dari Jakarta sebagaimana tuduhan publik.
"Kami
perlu meluruskan, bahwa upaya ini murni kemauan ulama besar yang ada di Aceh yang
telah ulama hasilkan dalam beberapa muzakarah," kata Ketua FPI Aceh,
Teungku Muslim At-Thahiri, MA, kepada lintasatjeh.com, Kamis (25/6/2015).
Dia
mengatakan, pihaknya selaku ormas Islam berjuang untuk mewujudkan kemauan ulama
Aceh agar di Mesjid Raya betul-betul ada pengamalan sunnah baik sunnah Rasul
maupun sunnah para sahabat.
Karena,
tambahnya, Mesjid Raya adalah jendela Islam di Aceh, apalagi kemauan tersebut
sesuai dengan asas FPI yaitu berasaskan Islam beraqidah ahlussunah waljamaah
dan bermazahab aqidah asy'ari dan bermazhab fiqih Syafii.
Menurutnya
sangat wajar memperjuangkan apapun resikonya. Dia juga menjelaskan perjuangan
FPI bukanlah cuma megenai mualat khutbah dan pegang tongkat dan azan dua kali,
tapi lebih dari itu yaitu agar Mesjid Raya tidak ada campur tangan profesor-profesor
liberal, sekuler, bahkan ada profesor yang membela Gafatar, bahkan profesor-profesor
tersebut tidak segan-segan menghina ulama besar Aceh dengan berbagai tuduhan.
"Maka
karena merekalah yang membisik dan
menghasut terjadi insiden kecil di masjid raya. Maka kepada pengamat dan yang memberi
komentar harus paham dulu maslah dan baca berita baik baik, jangan suka fitnah,"
pungkasnya.[pin]