JENEWA - Pemerintah Israel murka di sidang PBB di Jenewa.
Musababnya, berbagai bukti kejahatan perang militer Israel di Gaza tahun 2014
dibeber Dewan HAM PBB.
Duta
Besar Israel untuk PBB, Eviator Manor, menyebut laporan kejahatan perang
militer Israel yang dibuat Komisi Penyelidik PBB itu sebagai laporan yang “cacat
moral”.
”Saya di sini dan
tidak di sana, karena Dewan HAM telah meninggalkan keadilan, telah menjadi
cacat moral dan telah sepenuhnya dipolitisasi oleh kepedulian terhadap HAM
universal,” kata Manor kepada wartawan di luar sidang PPB di
Jenewa.
”Ini bukan Dewan HAM.
Ini adalah Dewan Hak Asasi Manusia Palestina,”
kesal dia. Lantaran tak terima dengan laporan itu, Israel memboikot sidang PBB.
Menurut
Reuters, Selasa (30/6/2015) sidang selama tiga jam kemarin juga diwarnai debat.
Pemimpin sidang PBB di Jenewa bahkan menegur duta Arab Saudi dan Venezuela yang
menyebut Israel sebagai “rezim rasis” dan pihak yang
melakukan “agresi genosida”.
Sebelumnya,
Kepala Komisi Penyelidik PBB untuk Perang Gaza 2014, Mary McGowan Davis,
menyuguhkan laporan hasil penyelidikan komisi itu.
“Pelanggaran serius
terhadap hukum kemanusiaan internasional dan HAM Internasional oleh Israel dan
kelompok bersenjata Palestina, dalam beberapa kasus kejahatan perang besar,”
kata Davis. Dalam perang Gaza 2014 antara Hamas dan Israel, lebih dari 2.140
warga Palestina, yang mayoritas warga sipil tewas. Sedangkan dari pihak Israel
sekitar 73 orang tewas yang rata-rata tentara.
Laporan
komisi itu mengecam penggunaan senjata berat oleh Israel di Gaza yang digunakan
untuk menghancurkan bangunan tempat tinggal dan sekolah milik PBB di Gaza. ”Laporan
mempertanyakan apakah kebijakan serangan terhadap sipil telah disetujui secara
diam-diam oleh para pengambil keputusan di tingkat tertinggi dari pemerintah
Israel,” ujar Davis.
Laporan
itu juga mengutuk aksi militan Hamas yang secara sembarangan menembakkan ribuan
roket ke wilayah Israel. Serangan itu dianggap sebagai teror terhadap warga
sipil Israel.
Perwakilan
Palestina untuk PBB, Ibrahim Khraishi, memuji laporan itu. Namun, dia
mengeluhkan bahwa keseimbangan laporan itu masih palsu. ”Bahasa
laporan tersebut tidak mempertimbangkan bahwa konflik tidak seimbang. Kerugian
tidak tak terhitung,” katanya kepada Dewan HAM PBB.[Sindonews]