LHOKSUKON - Tangis Syamsiddah
Belcom (55) pecah ketika berbicara dengan putranya, Ba'asyir (22) yang saat ini
bekerja di Langkawi, Malaysia.
Syamsiddah salah satu
pengungsi muslim Rohingya etnis Myanmar dari 582 orang yang sekarang ini
ditampung di Gedung Olahraga (GOR) Lhoksukon, Aceh Utara.
Air matanya terus mengalir,
tangan kirinya memegang erat tangan seorang pria bernama Arifin (38) yang
membantunya berkomunikasi dengan Ba'asyir melalui handhphone.
Arifin merupakan warga
Kecamatan Samudera, Aceh Utara yang fasih berbahasa Inggris.
Ba'asyir meminta dirinya
untuk mencari ibu kandungnya.
"Saya menyimpan nomor
contactnya setelah salah seorang pengungsi Rohingya memakai handphone saya, dan
kemudian saya save dan berkomunikasi sampai dengan hari ini," ujar Arifin,
Selasa (12/5/2015).
Percakapan Syamsiddar dengan
anaknya itupun menarik perhatian warga Aceh lainnya yang sedang melihat saudara
se-muslim mereka.
Dalam percakapannya yang diartikan
dengan bahasa Inggris oleh Arifin, Syamsiddar bersama ratusan lainnya mengaku
sempat ditahan di Thailand selama satu bulan setelah ditipu oleh agen China
yang dijanjikan akan diberikan pekerjaan yang layak di Malaysia.
"Kepada anaknya dia mengaku
hendak berangkat ke Malaysia dari Myanmar melalui agen China. Setiba di
Thailand, mereka malah ditipu," kata Arifin.
Bukan hanya Syamsiddah,
Muhammad Juned (21) juga rindu familinya. Juned sangat fasih dalam berbahasa
melayu, isterinya adalah warga Medan, Sumatera Utara yang kini tinggal di
Malaysia.
Juned menangis ketika
berbincang dengan isterinya, Winda Mulya Muetia Sari. Ia gagal sampai ke tujuan
Malaysia setelah kapal yang mereka tumpangi ditahan di Thailand dan ditipu agen
China.[chairul]