ACEH TIMUR - Lima ratus delapan puluh dua orang warga Myanmar dan Bangladesh sempat kelaparan saat dua bulan berlayar di tengah lautan, hingga akhirnya terdampar di Seunuddon.
Terkait hal tersebut, Perwakilan Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Provinsi Aceh, mengharapkan Pemkab Aceh Utara mengutamakan sikap Humanity (Kemanusiaan) dalam penanganan warga negara Myanmar dan Bangladesh yang terdampar di perairan Aceh Utara.
Hal tersebut disampaikan Ari Muzakki kepada lintasatjeh.com, Senin (11/5/2015), menyikapi penanganan para muslim Rohingya yang terusir dari negaranya tersebut.
"Sejauh ini, kita ucapkan apresiasi kepada pihak terkait terutama Pemkab Aceh Utara dalam menangani muslim Rohingya. Namun pihak terkait diharapkan harus peka dan bertindak cepat agar mereka tertangani dengan baik terutama dari segi kemanusiaannya," ujar Ari.
Menurutnya, kasus manusia perahu (sebutan untuk muslim Rohingya) yang terdampar di pesisir timur Aceh, cukup sering terjadi. Sehingga Pemerintah daerah setempat sudah berpengalaman untuk menangani hal tersebut.
"Sangat disayangkan, apabila Pemkab setempat selalu tidak siap dan terkesan asal-asalan menangani para imigran. Terutama dalam penyediaan MCK dan logistik mereka selama di penampungan. Meskipun imigran, secara moral dan kemanusiaan, itu suatu kewajiban Pemkab untuk memberikan pelayanan terbaik," sebutnya.
Masih kata dia, kalau kita dengarkan bagaimana cerita mereka yang terusir dari negaranya, kemudian diperlakukan tidak manusiawi oleh aparat Malaysia atau Thailand, sungguh miris.
"Saya rasa Pemerintah Aceh dan masyarakat Aceh Utara lebih bermartabat untuk sesama muslim dibandingkan negara tetangga yang tidak peduli HAM terhadap muslim Rohingya," jelas Ari Muzakki.
Terbukti, ribuan warga Aceh di Lhoksukon, Aceh Utara terus berdatangan menjenguk pengungsi Rohingya Myanmar dan Bangladesh yang saat ini ditampung di GOR Lhoksukon. Wargapun tidak datang dengan tangan kosong, mereka turut menyalurkan bantuan berupa logistik dan pakaian.
"Semoga humanity tetap diutamakan untuk mereka selama menunggu di penampungan," demikian kata Perwakilan PPWI Aceh.[zf]