Warga Myanmar. (LA/PIN) |
JAKARTA - Pemuda Muhammadiyah
mengapresiasi sikap tanggap dan menjujung tinggi nilai kemanusiaan yang
ditunjukkan Pemerintah Indonesia melalui Pemerintah Aceh kepada warga Rohingya.
Sikap tersebut berbeda dengan
negara-negara tujuan pelarian pengungsi Rohingya yang menolak menerima mereka,
seperti Australia, Malaysia, Thailand dan lain-lain.
"Sehingga mereka
terdampar dan banyak yang meninggal dunia di lautan. Negara-negara tersebut
seolah abai terhadap nilai-nilai universal kemanusiaan, tetapi rajin sekali
ceramah tentang kemanusiaan," tegas Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah,
Dahnil Anzar Simanjuntak, dalam pesan singkatnya (Senin, 18/5).
Namun, sayap ormas Muhammadiyah
ini juga mendesak pemerintah Indonesia melakukan inisiatif untuk mendorong
sanksi tegas terhadap Myanmar karena melakukan pembersihan etnis dan melanggar
konvensi HAM PBB.
"Di sisi lain, kami
minta Indonesia juga mendesak negara-negara ASEAN untuk mencabut keanggotaan
Myanmar dan memboikot Myanmar secara politik dan ekonomi, mengingat kejahatan
HAM yang dilakukan oleh negara tersebut," tegas Dahnil.
Pasalnya, kurang lebih 500
pengungsi Rohingya yang ditampung di Aceh terusir dari Myanmar karena perlakuaan
buruk negara tersebut. "Myanmar tidak mengakui mereka sebagi warga negara,
bahkan Myanmar diduga melakukan pembersihan etnis," demikian Dahnil yang
juga Presiden Religion for Peace Asia and Pacific Youth Interfaith Network
(RfP-APYIN) ini. [rmol]