BANDA ACEH - Pengamat Politik dan
Keamanan Aceh, Aryos Nivada menilai penembakan mati terhadap dua warga yang
diduga kelompok Din Minimi atas nama Ibrahim Yusuf (42) dan Subki (32)
dapat menimbulkan efek trauma tehadap masyarakat. Sebaiknya, operasi di Aceh
menggunakan operasi pelumpuhan dengan cara mendeteksi gerak dan penangkapan.
“Bukan operasi eksekusi dengan menembak mati. Dengan
operasi pelumpuhan maka bisa di peroleh informasi sekaligus ditelusuri anggota
dari kelompok Din Minimi,” kata Aryos Nivada secara tertulis kepada lintasatjeh.com, Jumat
(22/5/2015).
Menurutnya, ketika aparat keamanan mengedepankan
cara-cara yang sadis akan berefek kepada trauma dan mengganggu psikologis
masyarakat Aceh. Kondisi tersebut tidak terlalu baik bagi suasana politik dan
sosial yang masih belum terlalu jauh meningalkan konflik yang lalu.
Ia menjelaskan, semestinya Polisi (Polda Aceh) harus
memiliki kemampuan khusus dan spesifik serta terukur untuk penangkapan kelompok
Din Minimi. Model yang diterapkan tidak boleh sama dengan mekanisme umum yang
sudah baku di internal kepolisian. Selain itu fokus pengamanan harus lebih di
arahkan ke Wilayah Pase, namun tidak melupakan memberikan pengamanan di wilayah
lainnya di Provinsi Aceh.
“Jika model penangannya keamanan tidak disesuaikan
dalam konteks lokal Aceh, maka akan selalu situasi di Aceh kurang kondusif.
Sebab di sini satu kematian atau tindakan saja bisa ditarik kemana-mana secara
politik maupun sosial,” ungkap Penulis buku Wajah Politik dan Keamanan Aceh
ini.
Oleh karena itu katanya, Polisi dan bersama TNI
harus lebih mengoptimalkan fungsinya dalam memberikan pengamanan untuk
masyarakat Aceh. Jangan sampai kondisi ketidakstabilan keamanan mengganggu
aktivitas masyarakat mencari nafkah serta berinterkasi satu sama lainnya.
Ia berharap peran media juga jangan mempublikasikan
gambar-gambar kematian pelaku hasil operasi atau penangkapan kelompok pengacau
keamanan. Sebelum mempublikasi sebaiknya memikirkan dampak buruk traumatik jika
warga melihat foto-foto kematian pelaku.
“Walaupun tujuannya untuk shock terapi bagi pelaku
lainnya yang masih hidup, tetapi ini bukan langkah yang tetap. Apalagi kalau
saudara mereka yang melihat pasti sangat sedih,” tutupnya.
Aryos menambahkan peran partisipasi element
masyarakat sipil melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja institusi
vertikal sangat diperlukan. Dengan terlibatnya masyarakat sipil penyimpangan
yang dilakukan institusi vertikal terhadap kinerjanya dapat diminimalisir dan
diperbaiki.[pin]