INDIA - Seorang pemuda India lulusan MBA ditolak lamaran
pekerjaannya oleh sebuah perusahaan eksportir berlian semata-mata karena dia
beragama Islam, sehingga mendorong Komisi Nasional untuk Minoritas meminta
penjelasan soal masalah itu ke perusahaan terkait.
Lulusan
manajemen bernama Zeshan Ali Khan mengajukan lamaran ke perusahaan Hari Krishna
Exports pada 19 Mei lalu. Menurut Khan, hanya dalam waktu 15 menit dia langsung
mendapatkan respon dari perusahaan, yang mengatakan bahwa dirinya ditolak
karena perusahaan itu hanya mempekerjakan non-Muslim.
“Terima kasih atas
aplikasi Anda. Dengan menyesal kami beritahukan kepada Anda bahwa kami hanya
mempekerjakan kandidat non-Muslim,” kata perusahaan itu
menjawab permohonan lamaran pekerjaan Khan.
“Saya sedang mencari pekerjaan,
kebetulan saya tahu tentang rekruitmen yang sedang dibuka di Hare Krishna
Exports, salah satu perusahaan ekspor terkemuka di negara ini. Saya pikir
sangat bagus sekali jika saya mendapatkan kesempatan untuk memulai karir
bersama mereka. Saya cukup terkejut ketika membaca tanggapan dari mereka, saya
lantas membuat screen shot-nya dan memuatnya di Facebook,”
kata Khan seperti dikutip Arab News (22/5/2015).
“Di saat Perdana
Menteri Narendra Modi mengunjungi negara-negara asing dan mengundang mereka
untuk berinvestasi dan mendorong kampanye “Buatan India”,
perusahaan ekspor justru menolak pelamar kerja karena alasan agamanya,”
kata Khan, menggambarkan tidak sejalannya antara program pemerintah dengan
tindakan pengusaha.
Meskipun
pengalaman pahit yang dialami Khan itu mengundang banyak kecaman pedas dari
netizen atas perusahaan terkait, perusahaan itu justru mengirimkan surat
elektronik kepada Khan yang isinya menyalahkan seorang pegawai magang di bagian
sumber daya manusia (kepegawaian) sebagai penyebab dari masalah tersebut.
Menanggapi
berita tersebut, seorang pembaca Arab News bernama Arshad Ali menceritakan
pengalaman serupa yang dialaminya. Ali yang mengaku 20 tahun terakhir bekerja
sebagai tenaga bidang TI (teknologi informasi) di Amerika Serikat tidak pernah
mengalami masalah dalam mencari pekerjaan di perusahaan-perusahaan Amerika.
Namun, setelah beberapa tahun belakangan tenaga TI dari India membanjiri negeri
Paman Sam, saat dirinya diwawancarai oleh orang yang semisal bernama Sharma,
Deepak atau Shashank (nama-nama khas India), begitu mereka mengetahui dirinya
dari Pakistan (dari namanya Arshad Ali sudah langsung dikenali sebagai Muslim),
nada bicara dan sikap pewawancara tersebut langsung berubah. Ali mengaku tidak
pernah mendapatkan kesempatan atau panggilan kerja jika diwawancarai oleh
pendatang dari India. Padahal di tempat lain, dari 10 kali kesempatan maka 9 di
antaranya dia berhasil mendapatkan pekerjaan yang ditawarkan.
Sejumlah
pembaca lainnya ikut memberikan komentar tentang diskriminasi yang tidak jarang
dialami warga Muslim di India.[Hidayatullah]