Pengungsi Rohingya antri makan.(LA/pin) |
LANGSA - Nelayan Aceh secara
tegas menghimbau kepada seluruh panglima laut
maupun nelayan di Aceh untuk menolong siapa saja yang terkatung-katung
di laut khususnya manusia perahu muslim Rohingya Myanmar.
Hal itu sebagaimana
disampaikan Ketua II Panglima laut Aceh, H. Yahya Hanafiah saat ditemui di kediamannya
di Kota Langsa, Aceh, Rabu (20/5/2015).
"Mereka perlu dibantu
dan diselamatkan nyawanya. Maka secara tegas saya himbau kepada seluruh
panglima laut dan nelayan di Aceh untuk menolong muslim Rohingya jika
terkatung-katung di perairan Aceh," katanya.
Kepada PBB dirinya juga
menghimbau agar PBB ada suatu tindakan yang positif terhadap warga Myanmar itu
sendiri yang saat ini hampir dua ribu orang muslim Rohingya ditampung di Aceh.
"Banyak sekali saudara-saudara
kita muslim Rohingya di Aceh yang telah menjadi korban siksaan di negaranya.
Maka perlu diselamatkan mereka, dengan catatan dibantu ketika memasuki perairan
Indonesia," tambahnya.
Dalam hal ini, dirinya juga
telah mengetahui aturan Pemerintah Indonesia baru-baru ini yang melarang
nelayan agar tidak membawa pengungsi Rohingya ke daratan.
"Kita sudah tau aturan
tersebut yang mana nelayan tak boleh lagi bawa imigran ke daratan, ya kita
patuhi aturan itu. Tapi yang jelas nelayan Aceh lainnya belum tentu mau
menjalani aturan semacam itu," jelas Haji Yahya.
Juru bicara Badan Pengungsi
PBB UNHCR, Mitra Salima Suryono mendesak negara-negara Asia Pasifik untuk
memastikan keselamatan para pengungsi Rohingya. Salah satunya dengan mencari
keberadaan mereka di lautan lepas.
Saat ini menurut dia belum
ada upaya pencarian apa-apa di lautan yang dilakukan oleh pihak Indonesia dan
negara-negara Asia lainnya.
Pihaknya juga melakukan
pendataan para pengungsi di Langsa. Diperkirakan ada sekitar 800 Rohingya
ditampung di timur Aceh tersebut. Sementara di Kuala Cangkoy, telah didata ada
sekitar 332 orang warga Rohingya di pengungsian yang telah jelas motifnya
adalah pencari suaka.
"Jika memang mereka
ingin mencari suaka, kami ingin memastikan mereka tidak dikirim balik ke
negaranya," ujar Mitra.[chairul]