JAKARTA - Batu mulia, terutama batu akik, kini semakin digemari masyarakat Indonesia. Bagai dejavu, fenomena tersebut serupa dengan yang pernah terjadi pada tren ikan Lou Han atau tanaman anthurium beberapa tahun lalu. Hal itu membuktikan, masyarakat rela berinvestasi dengan harga yang tidak murah demi sebuah hobi mengoleksi maupun sekadar mengikuti tren.
Tanpa disadari, hobi mengoleksi batu mulia sebetulnya adalah tren lama. Jika menengok sejenak ke masa lalu, banyak leluhur kita di Indonesia telah menggunakan batu tersebut.
Kaum laki-laki biasanya menggunakannya sebagai aksesori cincin di jari mereka atau dikenal dengan batu akik. Sementara itu, kaum perempuan lebih senang menggunakannya sebagai liontin atau anting.
Biasanya mitos di balik batu mulia menjadi daya tarik para kolektornya. Macam-macam jenis batu seperti batu bacan sering menjadi bahan serbuan dan perbincangan. Bahkan, Presiden AS Barack Obama dikabarkan menjadi salah satu penggemarnya.
Saat ini, selain batu yang berasal dari Pulau Halmahera tersebut, Batu Topaz juga bisa menjadi pilihan bagi para pengkoleksi batu mulia. Batu Topaz biasanya berwarna jernih dan transparan.
Shutterstock Topaz berada di urutan keempat dari semua batu-batu mulia lainnya setelah batu intan, corundum, dan chrysoberyl. Untuk wanita, Topaz dapat dijadikan sebagai liontin.
Topaz memiliki skala kekerasan 8,0 Mohs. Dengan skala tersebut, Topaz berada di urutan keempat dari semua batu-batu mulia lainnya setelah batu intan, corundum, dan chrysoberyl.
Namun demikian, Topaz memiliki kelemahan rentan dengan perubahan suhu yang mendadak. Apabila berada di suhu sangat ekstrim, batu yang juga dikenal dengan nama Ratna Cempaka itu bisa rusak atau retak.
Topaz gratis
Keindahan Topaz membuat Anda harus merogoh kocek hingga jutaan rupiah untuk memilikinya. Harga batu mulia tersebut berkisar Rp 100.000 hingga Rp 2.000.000.
Namun, di Pulau Flinders, Australia, Anda bisa berwisata menyusuri Pantai Killiecrankie untuk mencari batu transparan nan cantik ini. Bahkan, kegiatan ini menjadi salah satu daya tarik wisata setempat sehingga Topaz dijuluki sebagai "Intan Killiecrankie".
Untuk mencapai Pulau Flinders, Anda hanya perlu melakukan penerbangan selama 45 menit dari Launceston atau Melbourne. Hanya bermodalkan sekop, Anda sudah bisa menikmati alam pantai perawan ini sambil berburu batu ini.
Warna Topaz yang umum diketahui masyarakat adalah kuning. Namun, belakangan batu tersebut diketahui memiliki berbagai variasi warna, antara lain cokelat, bening, merah muda, ungu dan biru.
Batu yang terbentuk dari aluminium oksida dan kiezelzuur itu memendarkan kilau yang sangat cemerlang, terang dan bening. Untuk itu, ada baiknya Anda berhati-hati saat akan membeli jenis batu mulia ini.
Untuk mengecek keasliannya, Anda bisa menggunakan cairan bromoform. Caranya, masukkan batu tersebut ke dalam cairan itu. Jika batu mengapung atau mengambang, batu yang Anda dapatkan berarti palsu. Sebaliknya, jika tenggelam, tak salah lagi, batu tersebut asli.
Keunikan batu mulia yang menjadi salah satu primadona di Australia ini adalah jika disentuh akan terasa licin di tangan. Jika Anda menggosok batu ini dengan keras dan cepat, percikan api atau listrik dapat keluar dari batu tersebut.
Mitos yang berkembang di masyarakat, Topaz dipercaya dapat menolak bahaya, membantu mengatasi emosi negatif, serta melindungi terhadap tekanan psikologi yang diberikan lawan bicara. Acapkali mitos tersebutlah yang menjadi daya tarik penggemar batu untuk menggunakannya.
Namun begitu, keindahan Topaz layak untuk menjadi pilihan koleksi batu mulia Anda. Selain itu, batu ini juga bisa menjadi sarana investasi Anda.
Nah, Anda ingin berburu Topaz gratis? Rencanakan perjalanan Anda ke Australia dengan Wego untuk mencari harga terbaik buat tiket dan hotel. Baca juga informasi seputar tujuan-tujuan wisata yang harus Anda kunjungi di sana.[Kompas]