VENESIA - Selama tujuh bulan ke depan, publik di
Venesia, Italia, akan dihadapkan dengan perdebatan mengenai berdirinya sebuah
masjid sementara di kawasan pusat bersejarah kota tersebut.
Jumat (8/5), sebuah
bekas gereja Katolik di kawasan Cannaregio yang merupakan bagian dari lokasi
ekshibisi seni dua tahunan, Venice Bienalle, akan disulap menjadi masjid.
Seperti dilansir The
New York Times, Kamis (7/5), dinding gereja akan dihiasi kaligrafi Arab.
Lantainya akan ditutupi sajadah atau karpet yang mengarah ke kiblat, Makkah.
Mosaik salib yang berada di gereja tersebut disembunyikan di balik mihrab.
Transformasi ini
merupakan karya seorang seniman Swiss-Islandia, Christoph Buchel. Masjid
nantinya akan menjadi bagian dari paviliun nasional Islandia selama ekshibisi
Biennale. Masjid merupakan simbol kultural Islam yang terus tumbuh dalam
beberapa tahun terakhir.
Buchel mengaku sempat
kesulitan memulai proyeknya tersebut. Ia akhirnya menyewa sebuah gereja Katolik
kecil, Santa Maria della Misericodia, untuk proyek yang diberinya judul Masjid
Pertama di Kota Bersejarah Venesia.
Venesia merupakan
kota bersejarah yang di dalamnya didominasi situs Katolik, termasuk Gereja St
Mark Basilica.
Venesia menjadi di
antara sejumlah kota di Eropa tanpa masjid di dekat pusat bersejarah mereka
kendati pengaruh budaya Islam cukup kental pada sisi arsitektur. Muslim
setempat atau turis banyak memilih shalat di gudang atau pertokoan.
Dalam pertemuan
dengan para pemimpin Venesia, polisi dan pejabat Biennale, Buchel, tak diizinkan
membuat perubahan eksterior gereja. Padahal, awalnya ia berencana membuat
kaligrafi Arab Allahu Akbar di depan pintu masuk.
Proyek ini nyaris
runtuh pertengahan April saat para pejabat Venice mengirim surat ke Pusat Seni
Islandia yang memperingatkan bahaya ancaman keamanan.
Presiden Komunitas
Islam Venesia yang mewakili Muslim dari 30 negara di Venesia, Mohamed Amin
al-Ahdab, mengaku telah melihat proposal pembuatan masjid sementara tersebut.
Menurutnya, itu cara
sempurna untuk mengomunikasikan keinginan Muslim setempat untuk berpartisipasi
lebih menyeluruh dalam kehidupan di kota tersebut.
Selama ini, pusat
Islam yang berfungsi sebagai masjid berada di Maghera, sebuah kota tempat
banyak Muslim tinggal. Ahdab mengatakan, telah menjadi impian semua Muslim
untuk memiliki masjid di pusat bersejarah Venesia.
"Banyak Muslim
yang bepergian untuk bekerja, mereka tak memiliki tempat yang baik untuk
berdoa. Ada puluhan ribu turis Muslim datang ke Venesia setiap bulan, mereka
bertanya mengapa tak ada masjid di mana Anda melihat sejarah Islam di depan
amta Anda," katanya.
Padahal, di sepanjang
Kanal Besar di Venesia pada abad ke-17 dan 18, terdapat permukiman penduduk era
Turki Usmani. Venesia juga diyakini sebagai tempat pertama yang mencetak
Alquran dengan mesin.
Rabu (6/5), seorang
pekerja memasang lampu gantung masjid sedangkan pelukis menambahkan sentuhan
akhir marmer feux ke mihrab. Seorang imam setempat, Hamad Mahamed, tiba Rabu
sore, memimpin shalat bagi sebagian kecil Muslim yang berada di sana untuk membantu.
"Sangat penting
bagi kami melakukan hal ini untuk menunjukkan bagaimana orang Islam dan tak
seperti yang digambarkan media," kata Mahamed.[Republika]