-->

Dua Bulan di Tengah Lautan, 569 Warga Myanmar Terdampar di Seunuddon

10 Mei, 2015, 18.00 WIB Last Updated 2015-05-10T11:04:08Z
LHOKSUKON - Sebanyak 569 warga Myanmar terdampar di perairan Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara tepatnya di Desa Meunasah Sagoe, Minggu (10/5/2015). Kondisi mereka saat ini sangat lemah dan memprihatinkan serta kelaparan.

Dari pantauan wartawan di lokasi, ke 569 warga Myanmar itu kini ditampung sementara di Meunasah Desa Matang Raya Barat, Desa Matang Puntong, Desa Meunasah Sagoe dan sebagian dibawa ke Mapolres Aceh Utara.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh wartawan dari salah satu warga Myanmar, Thambir Ahmad (21) yang kini ditampung di Mushalla Desa Matang Raya, mereka terdampar bersama kapal yang ditumpanginya dinihari Minggu. Sebenarnya terang Thambir, mereka hendak menuju ke Malaysia untuk mencari pekerjaan, namun tertipu oleh agen.

“Kami berangkat dari Myanmar hendak menuju ke Malaysia untuk bekerja melalui agen, namun kami malah ditahan di Thailand selama satu bulan. Setelah itu dibuang ke tengah lautan dengan menumpangi kapal yang mesinnya sudah rusak,” terang Thambir dengan berbahasa melayu kepada lintasatjeh.com.

Tak sampai disitu, tambahnya, mereka sempat terkatung-katung selama dua bulan di tengah lautan dengan menumpangi kapal bermesin rusak. “Kami setelah dibuang ke lautan oleh Thailand, terkatung-katung selama dua bulan dan akhirnya terdampar di perairan Aceh,” terangnya.

Sementara itu, Muhammad Juned (21) yang juga pasif berbahasa melayu, mengatakan, mereka sengaja pergi ke Negara lain untuk mencari suaka Politik. Sasaran Negara yang dituju oleh mereka adalah Malaysia. “Tak tahan tinggal di Negara sendiri (Myanmar) karena konflik sedang berkecamuk, maka kami mencari suaka politik ke Negara lain dengan tujuan bekerja di Malaysia,” jelas Muhammad Juned.

Muhammad Juned bersama 134 warga Myanmar lainnya kini ditampung sementara di Meunasah Desa Matang Puntong, Seunuddon, Aceh Utara. Isterinya, merupakan warga Medan yang saat ini sedang bekerja di Malaysia dan dikarunia satu anak.

Terkait hal ini, Wasdakim Imigrasi Kota Lhokseumawe, Suhartono mengatakan, pihaknya saat ini masih terus mendata para warga Myanmar tersebut. Menurutnya, dari sekian banyak yang terdampar sebagiannya merupakan warga Negara Bangladesh.

“Selain warga Myanmar, sebagian dari mereka adalah warga Bangladesh. Saat ini sedang kita yang bekerja dalam Tim. Malah sebagian sudah dibawa ke Mapolres Aceh Utara tanpa koordinasi dengan pihak kami,” jelas Suhartono.[chairul]
Komentar

Tampilkan

Terkini