JAKARTA - TNI memperketat patroli di kawasan laut di Sumatera
untuk mencegah kedatangan imigran gelap, sementara para sesepuh di Aceh meminta
nelayan akan menyelamatkan mereka yang butuh pertolongan di laut.
Juru
bicara TNI Fuad Basya menjelaskan kepada wartawan BBC Indonesia, Sri Lestari,
kalau patroli diperketat sebagai tanggapan atas peningkatan gelombang pengungsi
asal Myanmar dan Bangladesh ke Indonesia.
Fuad
mengatakan peningkatan patroli dilakukan dengan tiga kapal dan pesawat
pengintai.
“Kami meningkatkan patroli
tapi kemudian mereka menggunakan modus baru dengan menurunkan para penumpang di
laut seperti yang terjadi di Langsa itu,” jelas Fuad.
Dia
mengatakan sikap TNI masih tetap menolak kedatangan pendatang illegal yang akan
memasuki perairan Indonesia, tetapi juga tak mengabaikan sisi kemanusiaan jika
ada yang membutuhkan pertolongan di laut.
Sesepuh
serukan bantuan
Bagaimanapun
nelayan Aceh merasa terpanggil untuk membantu para pengungsi yang sebagian
merupakan umat Islam Rohingya dari Myanmar.
“Kami mendengarkan
teriakan Allahu Akbar dan sebagian laki-laki terjun ke laut, untuk mencapai
kapal kami,” jelas Ar Rahman salah seorang nelayan.
Dia
mengatakan ratusan pengungsi berada di kapal yang oleng ketika dia dan nelayan
lainnya mencapai lokasi setelah menerima informasi dari radio komunikasi antar
pelaut.
BB
mendesak Indonesia, Malaysia, dan Thailand agar menerima para pengungsi yang
terdampar di laut.
Hampir
700 pengungsi ini merupakan kelompok kedua yang terdampar di Indonesia, setelah
sebelumnya hampir 600 orang Rohingya Myanmar dan Bangladesh diselamatkan
nelayan di Aceh Utara.
Salah
seseorang sesepuh nelayan Aceh -yang dijuluki Panglima Laut- Yahya Hanafiah
mengatakan meminta para nelayan Aceh untuk menyelamatkan para pengungsi yang
terdampar di laut.
“Kami meminta nelayan
di Aceh untuk menyelamatkan mereka demi kamanusiaan, karena kan kita hidup
berputar, nanti siapa tahu kita yang membutuhkan,”
jelas Yahya.
Ratusan
pengungsi yang ditempatkan di gudang Pelabuhan Kuala Langsa Aceh ini berasal
dari kapal yang terombang ambing di laut setelah ditolak masuk ke Indonesia dan
Malaysia oleh Angkatan Laut kedua negara.
Sebelumnya,
PBB mendesak Indonesia, Malaysia, dan Thailand agar menerima para pengungsi
Rohingya dari Myanmar dan warga Bangladesh yang terapung di laut.[bbcindonesia]