-->

Warga Minta Keuchik Matang Bayu Mundur dari Jabatannya

15 April, 2015, 20.52 WIB Last Updated 2015-04-15T14:09:29Z
LHOKSUKON - Kesal terhadap proses hukum yang belum selesai, warga Desa Matang Bayu, Kecamatan Baktiya Barat, Kabupaten Aceh Utara, meminta Keuchik (Kepala Desa) setempat, Syafruddin, segera mundur dari jabatannya.

Keterangan yang diperoleh lintasatjeh.com, Keuchik itu diduga terlibat kasus khalwat beberapa waktu lalu dengan isteri orang.

"Kami selaku masyarakat berharap kasus itu segera selesai dan Syafruddin segera mengundurkan diri dari jabatannya," tandas warga setempat, Ishak (41), kepada lintasatjeh.com, yang dibenarkan oleh warga lainnya, Rabu (15/04/2015).

Menurut Ishak, berkas kasus tersebut sudah ada ditangan Muspika Baktiya Barat. Namun, hingga saat ini belum ada proses hukum yang jelas terhadap pemimpin desa itu. Bahkan, warga juga telah membuat musyawarah di desa beberapa waktu lalu yang melibatkan berbagai pihak. Musyawarah itu dilakukan karena kasus tersebut berkaitan dengan Qanun desa.

"Musyawarah kami buat pada Jum'at (12/09/2014) malam lalu. Malam itu juga sudah ada hasil rapat. Keuchik Syafruddin didenda bayar 3 juta dan peusijuek rumah korban. Tapi, surat hasil berita acara yang ditulis tangan pada malam itu sudah ditandatangani keluarga korban. Namun, surat itu diubah dengan tulisan komputer dan makna surat juga diubah oleh oknum Geusyik," terang Ishak yang didampingi Saryulis (35), Maksum (38), Azwir (40), warga setempat.

Sementara itu Abdul Jalil (41), mantan kepala dusun, mengatakan, pada Rabu (15/04/2015), oknum Syafruddin selaku pimpinan Gampong Matang Bayu melaksanakan Maulid Nabi SAW di Meunasah desa itu. Namun, karena saking kesalnya warga terhadap kasus tersebut, tidak ada yang datang.

"Hanya segelintir warga yang datang, 70 persen tidak hadir pada maulid," kata Abdul Jalil.

Abdul Jalil mengatakan, sehari sebelum maulid itu digelar, yakni pada Selasa (14/04/2015) kemarin, ratusan warga yang tidak pro dengan oknum Geusyik sempat menyembelih satu ekor sapi. Daging sapi tersebut kemudian dibagikan kepada 150 kepala keluarga (KK).


Menurut Abdul Jalil, aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes warga terhadap oknum keuchik. "Sengaja kami bagi-bagikan daging sapi itu supaya tidak ada yang datang pada acara maulid yang digelar Keuchik," kata Abdul Jalil menerangkan.

Kasus tersebut hingga saat ini diduga mengendap. Sebagai penduduk desa Matang Bayu yang tidak pro dengan kepala desanya, ratusan warga akan berusaha menempuh berbagai macam cara jalur hukum yang berlaku untuk memundurkan oknum keuchik.

Namun, lintasatjeh.com belum berhasil menghubungi keuchik karena tidak menjawab telepon. [Malek]
Komentar

Tampilkan

Terkini