LHOKSUKON - Kesal terhadap proses hukum yang belum selesai, warga
Desa Matang Bayu, Kecamatan Baktiya Barat, Kabupaten Aceh Utara, meminta Keuchik
(Kepala Desa) setempat, Syafruddin, segera mundur dari jabatannya.
Keterangan
yang diperoleh lintasatjeh.com, Keuchik itu diduga terlibat kasus khalwat beberapa
waktu lalu dengan isteri orang.
"Kami
selaku masyarakat berharap kasus itu segera selesai dan Syafruddin segera mengundurkan
diri dari jabatannya," tandas warga setempat, Ishak (41), kepada
lintasatjeh.com, yang dibenarkan oleh warga lainnya, Rabu (15/04/2015).
Menurut
Ishak, berkas kasus tersebut sudah ada ditangan Muspika Baktiya Barat. Namun,
hingga saat ini belum ada proses hukum yang jelas terhadap pemimpin desa itu.
Bahkan, warga juga telah membuat musyawarah di desa beberapa waktu lalu yang
melibatkan berbagai pihak. Musyawarah itu dilakukan karena kasus tersebut
berkaitan dengan Qanun desa.
"Musyawarah
kami buat pada Jum'at (12/09/2014) malam lalu. Malam itu juga sudah ada hasil
rapat. Keuchik Syafruddin didenda bayar 3 juta dan peusijuek rumah korban.
Tapi, surat hasil berita acara yang ditulis tangan pada malam itu sudah
ditandatangani keluarga korban. Namun, surat itu diubah dengan tulisan komputer
dan makna surat juga diubah oleh oknum Geusyik," terang Ishak yang
didampingi Saryulis (35), Maksum (38), Azwir (40), warga setempat.
Sementara itu Abdul
Jalil (41), mantan kepala dusun, mengatakan, pada Rabu (15/04/2015), oknum
Syafruddin selaku pimpinan Gampong Matang Bayu melaksanakan Maulid Nabi SAW di
Meunasah desa itu. Namun, karena saking kesalnya warga terhadap kasus tersebut,
tidak ada yang datang.
"Hanya segelintir warga yang datang, 70 persen
tidak hadir pada maulid," kata Abdul Jalil.
Abdul
Jalil mengatakan, sehari sebelum maulid itu digelar, yakni pada Selasa
(14/04/2015) kemarin, ratusan warga yang tidak pro dengan oknum Geusyik sempat
menyembelih satu ekor sapi. Daging sapi tersebut kemudian dibagikan kepada 150
kepala keluarga (KK).
Menurut
Abdul Jalil, aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes warga terhadap oknum
keuchik. "Sengaja kami bagi-bagikan daging sapi itu supaya tidak ada yang
datang pada acara maulid yang digelar Keuchik," kata Abdul Jalil
menerangkan.
Kasus
tersebut hingga saat ini diduga mengendap. Sebagai penduduk desa Matang Bayu
yang tidak pro dengan kepala desanya, ratusan warga akan berusaha menempuh
berbagai macam cara jalur hukum yang berlaku untuk memundurkan oknum keuchik.
Namun,
lintasatjeh.com belum berhasil menghubungi keuchik karena tidak menjawab
telepon. [Malek]