BANDA ACEH - Kebakaran di Kantor Pusat Bank Aceh, Rabu 22 April kemarin menyisakan duka dan seribu tanya tentang penyebab kebakaran Bank kebanggaan rakyat Aceh ini.
Pertanyaan muncul, bangunan tersebut sengaja dibakar atau memang terbakar karena penyebab lain. Ini harus cepat diungkap oleh aparat Kepolisian sehingga musibah ini menjadi terang benderang.
Selain itu, muncul juga pertanyaan kenapa mobil pemadam kebakaran terlambat datang ke lokasi kejadian? Kemudian yang lebih memprihatinkan, beberapa waktu lalu Pemerintah Aceh mengadakan mobil pemadam kebakaran super canggih impor dari Swedia dengan harga Rp 16,89 Miliar dan dihibahkan untuk Pemerintah Kota Banda Aceh oleh Gubernur Aceh Zaini Abdullah. Namun saat terjadi kebakaran hebat di gedung Bank Aceh, kecanggihan mobil pemadam kebakaran tersebut tak terlihat untuk menjinakkan kobaran api.
"Kami sangat prihatin atas kebakaran Bank Aceh ini, dan kita minta Polda Aceh serta Jajarannya untuk segera menyelidiki dan mengungkap penyebab kebakaran Bank Aceh," demikian kata Ketua Achenesse Australia Association Tgk. Sufaini Syekhy, kepada lintasatjeh.com, Jum'at (23/4) melalui pesan Blackberry Mesengernya.
Menurut Syekhy, mantan kombatan GAM ini disapa, jangan-jangan ada pihak-pihak yang sengaja melakukan sabotase agar terhindar pemeriksaan KPK, mengingat banyak bantuan dari pihak asing dan dalam Negeri untuk Aceh yang belum pernah di audit.
"Ini bisa jadi momentum untuk melakukan pemeriksaan keuangan dari bantuan tersebut. Kemudian kami meminta KPK untuk segera melakukan pemeriksaan dan penyelidikan kepada pihak-pihak yang dicurigai," cetus Syekhy.
"Dalam hal ini, kami meminta Pemerintah Aceh dibawah kepemimpinan Zikir untuk serius mengelola dana bantuan rakyat Aceh secara adil dan transparan," pintanya.
Dalam peristiwa kebakaran di Kantor Pusat Bank Aceh di Jalan Tengku Muhammad Daud Beureuh, Banda Aceh, seorang tenaga teknisi bernama Yudesri tewas.
"Kami menyampaikan duka mendalam bagi korban, semoga korban mendapatkan tempat yang lapang disisi Tuhan. Amin," demikian doa Sufaini Syekhy mengakhiri.[ar]