JAKARTA - Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono mengkritik
pernyataan Presiden Joko Widodo yang disebutnya salah terkait dengan Dana
Moneter Internasional (IMF).
Melalui
akun twitternya, @SBYudhoyono, Yudhoyono menyatakan dia terpaksa mengoreksi
pernyataan Jokowi mengenai IMF, karena Indonesia sudah melunasi ke lembaga
tersebut.
"Sejak
2006, Indonesia tidak jadi pasien IMF. Tidak lagi didikte IMF. Kita merdeka
& berdaulat utk merancang pembangunan ekonomi kita," tulis SBY dalam
tweet-nya.
Dia
menyatakan bahwa Indonesia telah melunasi seluruh utang ke IMF yang
keseluruhannya senilai 9,1 miliar dollar AS. SBY menyebutkan pembayaran
terakhir dilakukan pada tahun 2006, atau empat tahun lebih cepat dari jadwal.
"Dulu,
sebagai Presiden Indonesia, keputusan utk percepat pelunasan utang IMF itu saya
ambil atas dasar 3 alasan penting," lanjut SBY.
Menurut
dia, keputusan itu dilakukan karena ekonomi Indonesia sudah tumbuh relatif
tinggi, sektor riil mulai bergerak, fiskal aman dan cadangan devisa cukup kuat.
"Kita
tidak lagi didikte & minta persetujuan kpd IMF & negara-negara donor
(CGI) dlm pengelolaan ekonomi, tmsk penyusunan APBN."
"Rakyat
Indonesia tidak lagi dipermalukan & merasa terhina, karena kita tidak lagi
menjadi pasien IMF. Bebas dari trauma masa lalu," tulis SBY.
Sebelumnya
dalam pidato di depan para pemimpin negara-negara Asia-Afrika, Presiden Jokowi
mengkritik sejumlah lembaga internasional. Selain PBB, Presiden juga mengkritik
keberadaan dua lembaga keuangan dunia yang dianggap tidak membawa solusi bagi
persoalan ekonomi global, yakni Bank Dunia dan IMF.
"Pandangan
yang mengatakan bahwa persoalan ekonomi dunia hanya dapat diselesaikan oleh
World Bank, IMF, dan ADB adalah pandangan yang usang dan perlu dibuang,"
ujar Jokowi dalam pidatonya, Rabu (22/4/2015).[Kompas]