JAKARTA - Seorang kelompok teroris pimpinan Santoso dan Daeng
Koro di Poso, tewas tertembak setelah kontak senjata dengan aparat gabungan
Polres Parimo dan Brimob di Desa Sakina Jaya, Kecamatan Parigi Utara, Kabupaten
Parimo, Jumat (3/4) subuh.
Berdasarkan
informasi dan pantauan langsung Radar Sulteng (Grup JPNN.com) di sekitar
pegunungan Desa Sakina Jaya, kontak senjata tersebut pecah setelah salah
seorang ibu rumah tangga di Desa Sakina Jaya didatangi kelompok Santoso
di sebuah pondok di kebun.
Ada
dugaan, kelompok Santoso Cs dalam kondisi kelaparan sehingga meminta ibu rumah
tangga tersebut untuk mencari beras ke kampung.
Saat
diminta turun ke kampung itu, ibu tersebut melaporkan kepada masyarakat desa
dan aparat terdekat. Beberapa menit kemudian langsung aparat gabungan bersama
masyarakat mendatangi pondok dan disambut suara tembakan.
Suara
tembakan terus terdengar hingga pukul 17.00 Wita. Sekitar pukul 17.15 Wita,
sejumlah personel Brimob Anti Teror bersama anggota Polres Parimo yang dipimpin
Kapolres Parimo AKBP Novia Jaya SH, bersama beberapa masyarakat setempat
melakukan pengejaran, hingga akhirnya salah seorang kelompok teroris yang
diduga bernama Daeng Koro berhasil ditembak mati.
Tidak
lama setelah kontak senjata, Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Idham Azis mendatangi
lokasi dekat pegunungan Desa Sakina Jaya. Setelah itu, Jenazah yang tertembak
langsung dievakuasi dari pinggir pegunungan dan dibawa menuju Polres Parimo.
Idham
Azis yang ditemui di Polres Parimo mengatakan, awalnya Polres Parimo menerima
laporan dari masyarakat sekitar pukul 09.00 Wita, bahwa di atas gunung Desa
Sakina Jaya, masyarakat melihat sejumlah orang tidak dikenal.
Setelah
itu, Kapolres dan anggota Brimob yang berada di Parimo, bersama warga naik ke
gunung menuju lokasi. Ternyata memang ada, dan jam 16.00 Wita terjadi kontak
senjata. Ketika terjadi kontak senjata kurang lebih 20 menit, sebagian dari
kelompok bersenjata tersebut kabur. Kemudian pondok yang diduga menjadi tempat
penyandraan disterilkan.
"Ternyata
ada satu korban dari pelaku yang diduga sebagai kelompok dari Santoso dan Daeng
Koro ini meninggal di tempat setelah kontak senjata," ujarnya.
Menurut
Idham Aziz, jenazah masih akan diindentifikasi, dibawa ke rumah sakit
bhayangkara untuk diautopsi, dilakukan pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam
dan kemungkinan menelusuri dari sisi DNA.
Kapolda
memastikan yang tewas itu adalah anggota kelompok Santoso dan Daeng Koro. Sebab
barang bukti senjata api yang ditemukan di lokasi kontak senjata berupa senjata
M16 pucuk bersama amunisi dan senjata rakitan satu pucuk. [rmol]