-->

Satu Terduga Teroris Tewas dalam Kontak Tembak di Poso

04 April, 2015, 09.38 WIB Last Updated 2015-04-04T02:39:17Z
JAKARTA - Seorang kelompok teroris pimpinan Santoso dan Daeng Koro di Poso, tewas tertembak setelah kontak senjata dengan aparat gabungan Polres Parimo dan Brimob di Desa Sakina Jaya, Kecamatan Parigi Utara, Kabupaten Parimo, Jumat (3/4) subuh.  

Berdasarkan informasi dan pantauan langsung Radar Sulteng (Grup JPNN.com) di sekitar pegunungan Desa Sakina Jaya, kontak senjata tersebut pecah setelah salah seorang ibu rumah tangga  di Desa Sakina Jaya didatangi kelompok Santoso di sebuah pondok di kebun.

Ada dugaan, kelompok Santoso Cs dalam kondisi kelaparan sehingga meminta ibu rumah tangga tersebut untuk mencari beras ke kampung.

Saat diminta turun ke kampung itu, ibu tersebut melaporkan kepada masyarakat desa dan aparat terdekat. Beberapa menit kemudian langsung aparat gabungan bersama masyarakat mendatangi pondok dan disambut suara tembakan.
 
Suara tembakan terus terdengar hingga pukul 17.00 Wita. Sekitar pukul 17.15 Wita, sejumlah personel Brimob Anti Teror bersama anggota Polres Parimo yang dipimpin Kapolres Parimo AKBP Novia Jaya SH, bersama beberapa masyarakat setempat melakukan pengejaran, hingga akhirnya salah seorang kelompok teroris yang diduga bernama Daeng Koro berhasil ditembak mati.

Tidak lama setelah kontak senjata, Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Idham Azis mendatangi lokasi dekat pegunungan Desa Sakina Jaya. Setelah itu, Jenazah yang tertembak langsung dievakuasi dari pinggir pegunungan dan dibawa menuju Polres Parimo.

Idham Azis yang ditemui di Polres Parimo mengatakan, awalnya Polres Parimo menerima laporan dari masyarakat sekitar pukul 09.00 Wita, bahwa di atas gunung Desa Sakina Jaya, masyarakat melihat sejumlah orang tidak dikenal.

Setelah itu, Kapolres dan anggota Brimob yang berada di Parimo, bersama warga naik ke gunung menuju lokasi. Ternyata memang ada, dan jam 16.00 Wita terjadi kontak senjata. Ketika terjadi kontak senjata kurang lebih 20 menit, sebagian dari kelompok bersenjata tersebut kabur. Kemudian pondok yang diduga menjadi tempat penyandraan disterilkan.

"Ternyata ada satu korban dari pelaku yang diduga sebagai kelompok dari Santoso dan Daeng Koro ini meninggal di tempat setelah kontak senjata," ujarnya.

Menurut Idham Aziz, jenazah masih akan diindentifikasi, dibawa ke rumah sakit bhayangkara untuk diautopsi, dilakukan pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam dan kemungkinan menelusuri dari sisi DNA.

Kapolda memastikan yang tewas itu adalah anggota kelompok Santoso dan Daeng Koro. Sebab barang bukti senjata api yang ditemukan di lokasi kontak senjata berupa senjata M16 pucuk bersama amunisi dan senjata rakitan satu pucuk. [rmol]
Komentar

Tampilkan

Terkini