Ist |
Oleh Mahdi Idris
Di
stasiun itu aku temukan kau dalam kardus senja
matamu
menelanjang kubangan mimpi
yang
dulu kau pasrahkan orang-orang
menyebutmu
sang gila tak tahu diri.
Betapa
aku bersusah resah
mencari
kotak akalmu yang lenyap di tikungan jalan
serupa
sayap rayap meratap nasib bersalah;
mengitari
cahaya temaram kunang-kunang.
Aku
tahu, kau kini si gila tak sendiri
di
sekitarmu sang gila
dalam
balutan hujan resah;
meratapi
kotamu yang basah.
Di
sekitarmu gedung-gedung menggila
jalan-jalan
dipadati orang gila,
berdatangan
dari negeri sang gila.