MAGELANG - Keberadaan preman yang kerap membuat keributan dan
keresahan masyarakat bahkan sampai melukai korbannya membuat Deddy Suhaedi
Al-Magribi, seorang tokoh agama asal Desa Karangtalun, Kecamatan Ngluwar,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, prihatin.
Dia
kemudian berinisiatif mendirikan sebuah pesantren khusus untuk menampung para
preman sekitar tempat tinggalnya.
Pesantren
yang diberi nama Majlas Gahwa wa Dukhon (MGWD) itu tak jauh berbeda dengan
pesantren pada umumnya. Seluruh kegiatan fokus pada pendalaman agama Islam.
Hanya saja, Deddy mengemasnya cara yang “asyik“
dengan pendekatan non-formal.
“Majlas
berarti aula, gahwa artinya ngopi
dan dukhon adalah merokok. Nama ini
mengandung makna sebagai tempat untuk duduk, berdiskusi santai sambil minum
kopi dan merokok. Kami libatkan para preman itu untuk berdiskusi tetapi dengan
suasana yang santai dan nyaman,“ ujar Deddy,
Sabtu (11/4/2015).
Menurut
ustaz asal Bekasi ini, lembaga pendidikan dan agama seharusnya tidak
menakutkan, apalagi untuk menyadarkan para preman. Kegiatan yang ada,
lanjutnya, semestinya dibuat senyaman mungkin sebelum para muridnya diajak
untuk berpikir soal agama.
“Jangan langsung
diajak berpikir agama. Kita ajari mereka kesederhanaaan hidup,”
ucap Deddy.
Kendati
demikian, beberapa kegiatan keagamaan tetap menjadi kegiatan wajib di MGWD,
seperti zikir setiap malam Senin kliwon, lalu shalawat dan ziarah pada empat
malam Senin berikutnya.
Deddy
menuturkan, MGWD didirikan sejak beberapa tahun lalu dan mulai dikenal
masyarakat. Jumlah santri sekitar 70 orang dari sekitar Magelang dan
Yogyakarta.
Selain
berorientasi membantu preman kembali ke kehidupan yang lebih baik, pesantren
ini juga membuka pelayanan untuk warga yang ingin sembuh dari penyakit kejiwaan
dengan teknik pijat dan mandi.
“Kami mengajak jamaah
mendekatkan diri pada Allah dan Rasul. Kami mengajak mereka mencari ketenangan
batin. Zikir itu arahnya ke batin kalau konsultasi urusan dunia, tidak hanya
untuk preman akan tetapi juga masyarakat umum,”
ungkapnya.
Sementara
itu, Kapolsek Ngluwar AKP Parmanta Puji Yuwana menyambut baik kehadiran “pesantren
preman“ ini. Dia berharap kehadiran MGWD bisa menekan angka
kriminalitas di kecamatan Ngluwar dan sekitarnya. [Kompas]