JAKARTA - Kalangan Komisi I DPR prihatin atas musibah
terbakarnya pesawat tempur F-16. Pesawat tempur yang merupakan hibah dari
Amerika Serikat itu terbakar di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur,
tadi pagi.
Ketua
Komisi I Mahfudz Siddiq menilai musibah tersebut diharapkan memberikan semangat
baru kepada TNI agar pola hibah pengadaan alat utama sistem senjata alias
alutsista diubah, tidak lagi menerima alutsista bekas.
"Kita
merasa prihatin atas musibah itu dan kita meminta agar pemerintah tidak lagi
menggunakan pola hibah peralatan alutsista bekas,”
ujar Mahfud dalam pesan singkat kepada wartawan, Kamis (16/4).
Peristiwa
ini menurutnya harus jadi momentum bagi pemerintah dan DPR untuk lebih
menunjukkan kebijakan anggaran yang mendukung modernisasi alutsusta TNI dengan
pengadaan persenjataan baru.
"Faktor
resiko termasuk kehilangan sumber daya prajutrit harus jadi pertimbangan utama
selain efek gentar alutsistanya," tegasnya.
Sejalan
dengan Mahfudz, Wakil Ketua DPR Korpolkam, Fadli Zon mengatakan TNI harus
memeriksa apakah kecelakaan tersebut disebabkan oleh manusia atau kesalahan
teknis. Jika memang masalahnya karena faktor teknis, dia pun mengharapkan
agar kedepan TNI mendapatkan alokasi dana untuk membeli alutsista yang
memadai.
Fadli
pun menegaskan saat ini tidak boleh lagi ada alasan bahwa jatuhnya pesawat
karena kurangnya anggaran TNI. "Kalau anggaran kurang bisa diajukan.
Selama dana ada, maka pengadaan alutsista harus diprioritaskan karena
bagaimanapun masalah pertahanan dan keamana menjadi prioritas," tandasnya.
[rmol]