Oleh Istanjoeng
Tetapi aku tidak tau bagai mana harus memulainya. Hingga akhirnya aku tak kuasa menahan keinginan hatiku, untuk
mendekatkan tanganku di dahinya untuk merabas suhu panas di tubuhnya, tetapi
beberapa detik menyentuh kulit dahinya, Kak Arfan terbangun langsung duduk dan
menjauh dariku, sambil berujar.
"Afwan dek?, kau belum tidur?! Kenapa ada di bawah, nanti kau kedinginan, ayo naik ke ranjangmu, dan tidur lagi, nanti besok kau terlalu
capek dan jatuh sakit," pinta Kak Arfan padaku.
Hatiku
miris saat mendengar semua itu. Dadaku sesak, mengapa Kak Arfan selalu dingin
padaku, apakah aku orang lain di matanya, apa di hatinya
tidak ada cinta sama sekali untukku.
Tanpa
kusadari air mataku menetes sambil menahan isak yang ingin sekaliku luapkan dengan teriakan,
hingga akhirnya gemuruh di hatiku tak bisa kubendung juga.
"Afwan Kak! Kenapa sikapmu selama ini padaku begitu
dingin, kau bahkan tidak pernah mau menyentuhku, walaupun sekedar menjabat
tanganku, bukankah aku ini istrimu!
Bukankah aku telah halal buatmu, lalu mengapa kau jadikan sebagai patung
perhiasan di kamarmu, apa artinya semua ini
Kak, apa.. Artinya bagiku, apa artinya diriku, kalau kau tidak mencintaiku,
lantas mengapa kau menikahi aku Kak, mengapa?!," itu ujarku disela isak
tangis yang tak bisa kutahankan.
Tidak
ada reaksi apapun dari Kak Arfan menanggapi galaunya hatiku dalam tangis yang
tersedu itu. Yang nampak adalah? Dia memperbaiki posisi tempat duduknya, dan
melirik jam yang menempel di kamar kami, hingga akhirnya dia mendekatiku dan perlahan dia berujar padaku.
"Dek?!
Jangan pernah bertanya kau pada Kakak, tentang perasaan ini padamu, karna
sesungguhnya Kakak begitu sayang padamu. Tetapi sebaliknya semua itu tanyaklah
pada dirimu sendiri, apa saat ini di hatimu ada
cinta untuk Kakak. Kakak tau, dan Kakak yakin suatu saat kau akan bertanya
mengapa sikap Kakak yang begitu dingin padamu, sebelumnya Kakak minta maaf
dek," ujarnya padaku sambil menatapku penuh makna.
"Bila
semuanya baru Kakak sampaikan pada mu malam ini, kau mau tau apa maksud Kakak dengan sebenarnya selama ini," ujar Kak
Arfan dengan sedikit gugup.
"Yah..!!
Saya mau tau! Tolong jelaskan sumuanya Kak, mengapa begitu tega Kakak melakukan
kepada saya Kak," ujarku menimpa tuturnya Kak
Arfan.
Saat
itu Kak Arfan mengawali dengan embusan nafas yang panjang,"Dek! Kau tau
apa itu Pelacur?! Dan apa pekerjaan dari seorang Pelacur! Afwan dek, dalam pemahaman Kakak.. Seorang Pelacur adalah
seorang wanita Penghibur, yang kerjanya melayani para pria hidung belang, untuk
mendapat materi dan tanpa peduli, apa di hatinya ada
cinta untuknya atau enggak. Bahkan seorang
pelacur harus meneteskan air mata, manakalah dia harus melayani nafsu lelaki yang tidak dia cinta, bahkan dia sendiri
tidak memiliki kesenangan dengan apa-apa yang sedang terjadi saat itu," kisah Kak Arfan kepadaku, kala itu sedang menangis
tesedu-sedu.
Kak
Arfan melanjutkan ceritanya tentang kisah pelacur itu, "Dan Kakak tidak mau hal itu terjadi padamu dek,
karena kau bukan pelacur! Kau istriku dek, kau bukan pelacur," ucap Kak Arfan dengan nada pilu.
Rupanya
Kak Arfan tidak ingin menyakiti perasaanku, "Betapa bejatnya
Kakak, ketika Kakak harus memaksamu, untuk melayani Kakak dengan paksa, saat
malam pertama pernikahan kita, sedangkan di hatimu tidak ada cinta buat Kakak," pungkas Kak Arfan malam itu.
Aku
mendengar penjelasan Kak Arfan suamiku, yang
semula tidak aku suka. "Alangkah
berdosanya Kakak karena melampiaskan birahi Kakak padamu malam itu," ujar Kak Arfan, dengan suara parau.
Sementara
yang ada dalam benakmu bukanlah Kakak, tetapi ada lelaki lain, kau mau tau
dek!, "Sehari sebelum pernikahan kita, Kakak pernah
datang ke rumahmu, untuk memenuhi undangan Bapakmu! Tetapi
begitu datang tepat di pintu pagar depan rumahmu, Kakak melihat dengan mata
kepala Kakak sendiri, kesedihanmu melampiaskan pada kekasihmu Boby, kau
ungkapkan bahwa engkau tidak mencintai Kakak, bahkan kau bilang hanya mencintai
Boby untuk selamanya," kisah Kak Arfan, tentang ku, pada
saat itu sedang bersama Boby.
Kau
tau dek! Bahwa saat itu Kakak merasa.. Kakak
telah merampas kebahagiaan orang lain, "Kakak
yakin bahwa, menerima pinangan Kakak, karena terpaksa, Kakak juga mempelajari sikapmu, saat di pelaminan, bahwa
betapa sedihnya hatimu saat bersanding di pelaminan,
bersama Kakak," sambung Kak Arfan suamiku.
Lantas
haruskah Kakak egois dengan mengabaikan, apa yang kau rasakan saat itu, "Sementara tanpa mempedulikan nasibmu, Kakak dengan
paksa menunaikan kewajiban Kakak di malam pertama
sebagai suamimu, sementara kau sendiri hanya mematung menderai air mata,
seperti seorang pelacur," ujar Kak Arfan.
Kau
istriku dek, kau bukan pelacur dek, sekali lagi kau istriku, kau tau?!, "Kakak begitu sangat mencintaimu dek, dan Kakak
menunaikan semua itu. Manakala di hatimu telah
tumbuh cintamu kepada Kakak, agar kau tak merasa diperkosa hak mu, agar kau
bisa menikmati apa yang kita lakukan bersama," ungkap Kak Arfan.
Alhamdulillah,
bila hari ini kau telah mencintai Kakak, dan Kakak sangat bersyukur, jika kau
telah melupakan mantan kekasihmu, dan beberapa hari ini, "Kakak melihat kau telah mengenakan busana yang
syar'i, pinta Kakak padamu dek, luruskan niatmu, kalau kemaren kamu mengunakan
busana yang Syar'i itu, hanya untuk menyenangkan hati Kakak semata, maka
sekarang luruskan niatmu, niatkan semua itu untuk Allah SWT, setelahnya tentunya untuk Kakak," pintanya padaku.
Pembaca
Nurani lintasatjeh.com,
yang budiman. Mendengar semua itu. Aku
langsung memeluk Suamiku, aku merasa bahwa dia lelaki yang terbaik selama hidupku,
aku bahkan telah melupakan Boby. Aku merasakan bahwa malam itu aku wanita yang paling.. Bahagia, karena meskipun dalam keadaan sakit.
Untuk
pertama kalinya Kak Arfan mendatangiku sebagai seorang Suami, hari-hari kami
lalui dengan penuh kebahagiaan. Kak Arfan begitu Kharismatik, terkadang seorang
Kakak buatku, terkadang seperti orangtua.
Darinya
aku banyak belajar, perlahan aku meluruskan niatku. Aku benar-benar menggunakan
busana Syari'i semata-mata karena Allah, dan untuk menyenangkan suamiku.
Sebulan
setelah malam itu. Dalam Rahimku, telah tumbuh benih-benih hasil buah cinta
kami berdua. Alhamdulillah aku merasa sangat bahagia bersuamikan dia, darinya
aku belajar Agama yang banyak. Aku menjadi Mutarabbinya.
Hari
demi hari kami lalui bersama dengan kebahagiaan. Ternyata dia mencintaiku
melebihi dari apa yang aku bayangkan, dan hampir saja
melakukan tindakan yang piling bodoh, dengan menolak pinangan dia.
Pembaca
lintasatjeh.com yang baik. Aku fikir kebahagian itu berlangsung lama diantara
kami. Setelah lahir Abdurrahman, hasil buah cinta kami berdua, anak pertama
kami berdua, di akhir tahun 2008, Kak Arfan mengalami kecelakaan, dan usianya
tidak panjang.
Kak
Arfan meninggal dunia sehari setelah masuk rumah sakit, setelah
tabrakan tersebut. Aku sangat?! kehilangannya, aku seperti
kehilangan penompang hidupku. Aku kehilangan kekasihku, aku kehilangan
Murobbiku, aku kehilangan Suamiku.
Pembaca
Nurani yang budiman. Tidak pernah terbayangkan, bahwa kehidupan kami bersama
begitu singkatnya, yang tidak pernah aku mulupakan di akhir
kehidupannya Kak Arfan, dia masih sempat menasehatkan sesuatu padaku.
"Dek!
Pertemuan dan perpisahan itu adalah Fitrahnya kehidupan, kalau ternyata kita
berpisah, besok atau lusa, Kakak minta padamu Dek?! Jaga Abdurrahman dengan
baik, jadikanlah dia sebagai Mujahid, yang senantiasa membela Agama Allah, dan
senantiasa menjadi yang terbaik untuk Ummat, memberikan yang terbaik untuk
Ummat, didik dia dengan baik dek. Jagan kau sia-siakan dia, satu permintaan
Kakak, kalau suatu saat ada seorang pria yang melamarmu. Pilihlah pria yang
tidak hanya mencintaimu, tetapi juga yang mau menerima kehadiran anak kita.
Maafkan Kakak dek! Bila selama bersamamu, ada yang kurang yang telah Kakak
perbuat untukmu. Senantiasalah berdo'a, kalau kita berpisah di dunia saat ini,
Insya'Allah kita kan bersua kembali di Akherat kelak, kalau Allah meng kehendak kalau Kakak
yang pergi dulu, meninggalkan dirimu, Insya'Allah Kakak senantiasa
menantimu," demikianlah pesan
terahirnya Kak Arfan suamiku.
Sebelum
keesokan harinya Kak
Arfan meninggalkan dunia
ini. Hatiku sangat sedih saat itu. Aku merasa sangat?! Kehilangan. Tetapi aku
berusaha mengujutkan harapan terakhirnya. Wasalamu'alaikum wr.wb.
Pembaca
setia lintasatjeh.com semoga Kisah Perjalanan Hidupnya Nuraini Gadis Perguato
Gorontalo agar bisa menjadikan
sebagai Inspirasi bagi kita semua. Aamiin?
Bila
ada kekurangan kesilapan dan kekhilafan, baik itu dalam tulisan, yang membuat pembaca
tersinggung. Disini Penulis memohon sangat agar sudi kiranya dimaafkan.
Tamat