JAKARTA - Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 akan membahas
sejumlah konflik yang terjadi di negara-negara di Timur Tengah. Salah satunya
mengenai ISIS yang belakangan menjadi sorotan dunia internasional.
Sekretaris
Kabinet Andi Widjajanto menyatakan, ISIS yang belakangan menjadi sorotan dunia
internasional akan menjadi salah satu isu sentral. Andi menyebutkan, Indonesia
termasuk yang dipercayakan untuk menyokong pemberantasan ISIS serta
deradikalisasi.
"Karena
Indonesia dinilai sebagai suatu negara yang relatif berhasil untuk melakukan
kombinasi defentif, preventif dan keamanan untuk terorisme. Terutama karena
Indonesia andalkan pada budaya, agama, dan deradikalisasi," ujar Andi,
Minggu (19/4).
Pemerintah
Indonesia, tegas Andi, mengusung prinsip diplomasi untuk penyelesaian
konflik-konflik di Timur Tengah. Peran diplomasi untuk perdamaian itu,
sambungnya, sudah pernah dijalankan Indonesia untuk konflik di Thailand dan
Kamboja.
Karenanya,
kata dia, dalam KAA prinsip tersebut akan disampaikan. "Di KAA Indonesia
punya dasasila Bandung. Berbekal pengalaman diplomasi untuk stabilitas maka
Indonesia diterima banyak negara bukan karena kekuatan militer atau ekonomi
tapi Indonesia menawarkan norma bersama yang bisa diterima negara-negara
bersengketa," imbuh Andi.
Selain
ISIS, masalah yang akan dibahas adalah perang di Yaman. Sebagai salah satu
negara yang tergabung di OKI, imbuh Andi, Indonesia bersama beberapa negara
juga akan mengusung perdamaian di Yaman melalui KAA. Bukan dengan kegiatan
militer melainkan dengan diplomasi dan norma perdamaian.
"Pada
prinsipnya tetap dengan yang digabungkan oleh PBB dalam penyelesaian konflik.
Indonesia akan lakukan beberapa inisiatif karena Indonesia negara dengan
penduduk muslim terbesar. Indonesia bisa ikut sumbang lakukan kontribusi
tentang masalah Yaman," tandas Andi. [jpnn]