-->

Ini Tanggapan RSUCM soal Pasien yang Dipatok Ular

16 April, 2015, 23.34 WIB Last Updated 2015-04-16T16:34:37Z
LHOKSEUMAWE - Khadijah warga Matangkuli sempat terlantar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia karena obat sabu (serum anti bisa ular) tidak tersedia di rumah sakit dan juga apotik di Lhokseumawe.

"Kami mengelilingi semua Apotik yang ada di Kota Lhokseumawe untuk mencari sabu, tapi semua apotik mengatakan tidak menjual serum tersebut," ujar Azhar kepada awak media, Rabu 16 April 2015.

Keluarga Khadijah berhasil mendapat obat yang harganya mencapai Rp 1.500.000 ini pada Dinas Kesehatan Aceh Utara.

RSUD Cut Meutia tempat Khadijah dirawat mengakui tidak memiliki Sabu. "Serum anti bisa ular memang tidak tersedia disini," jelas Wadir 3 bidang pelayanan RSUD CM, Syahrizal yang media ini temui diruang kerjanya, Rabu 16 April 2015.

Menurut Syahrizal, dirinya pernah mengusulkan langsung kepada Walikota Lhokseumawe agar memberikan intruksi kepada Apotik yang beroperasi di Lhokseumawe untuk menyediakan Sabu minimal 2 pixal.

"Usulan itu langsung saya sampaikan pada pak suadi yahya, agar Serum Anti Bisa Ular disediakan oleh Apotik sehingga saat ada masyarakat yang digigit ular dapat mencari obat sabu dengan mudah," kata Syahrizal.

Pada bulan maret lalu, ada juga kasus masyarakat digigit ular. "Saat itu, obat Sabu diperoleh warga pada dinas kesehatan aceh utara," sambungnya.


"Mengapa RS tidak melakukan pengadaan obat Sabu tapi obat lain ada, saya kurang tahu itu," jawab Syahrizal saat ditanya kenapa saat pengadaan obat, serum Sabu tidak dimasukkan dalam list kebutuhan. [HarianRencong]
Komentar

Tampilkan

Terkini