LHOKSEUMAWE - Khadijah warga Matangkuli sempat terlantar di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia karena obat sabu (serum anti bisa ular)
tidak tersedia di rumah sakit dan juga apotik di Lhokseumawe.
"Kami
mengelilingi semua Apotik yang ada di Kota Lhokseumawe untuk mencari sabu, tapi
semua apotik mengatakan tidak menjual serum tersebut," ujar Azhar kepada
awak media, Rabu 16 April 2015.
Keluarga
Khadijah berhasil mendapat obat yang harganya mencapai Rp 1.500.000 ini pada
Dinas Kesehatan Aceh Utara.
RSUD
Cut Meutia tempat Khadijah dirawat mengakui tidak memiliki Sabu. "Serum
anti bisa ular memang tidak tersedia disini," jelas Wadir 3 bidang
pelayanan RSUD CM, Syahrizal yang media ini temui diruang kerjanya, Rabu 16
April 2015.
Menurut
Syahrizal, dirinya pernah mengusulkan langsung kepada Walikota Lhokseumawe agar
memberikan intruksi kepada Apotik yang beroperasi di Lhokseumawe untuk
menyediakan Sabu minimal 2 pixal.
"Usulan
itu langsung saya sampaikan pada pak suadi yahya, agar Serum Anti Bisa Ular
disediakan oleh Apotik sehingga saat ada masyarakat yang digigit ular dapat
mencari obat sabu dengan mudah," kata Syahrizal.
Pada
bulan maret lalu, ada juga kasus masyarakat digigit ular. "Saat itu, obat
Sabu diperoleh warga pada dinas kesehatan aceh utara," sambungnya.
"Mengapa
RS tidak melakukan pengadaan obat Sabu tapi obat lain ada, saya kurang tahu
itu," jawab Syahrizal saat ditanya kenapa saat pengadaan obat, serum Sabu
tidak dimasukkan dalam list kebutuhan. [HarianRencong]