-->

Ini Profil Pesawat F-16 yang Terbakar di Halim Perdanakusuma

16 April, 2015, 12.56 WIB Last Updated 2015-04-16T05:56:44Z
JAKARTA - Pesawat tempur F-16 dengan registrasi TS-1643 terbakar saat hendak take-off dari Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (16/4/2015). Kondisi pesawat diketahui mesin terbakar dan roda kiri lepas. Sang pilot dikabarkan berhasil menyelamatkan diri. 

TS-1643 merupakan unit F-16C/D-52ID yang baru didatangkan oleh TNI Angkatan Udara dari Hill Air Force Base, Utah, Amerika Serikat, pada September 2014. Pesawat ini efektif  dioperasikan oleh TNI AU selama enam bulan dan masih di bawah pengawasan pabriknya, Lockheed Martin.

Pesawat F-16 ini bukan produksi baru, melainkan pesawat lama yang dihidupkan kembali, dengan menambahkan upgrade komponen di dalamnya. Program ini sebagai bagian dari kesepakatan hibah 24 unit F-16 antara Pemerintah AS dan Indonesia.

Dikutip KompasTekno dari situs majalah Angkasa, Kamis (16/4/2015), F-16C/D-52ID dikembangkan dari basis F-16C/D Block 25 yang tidak dipakai lagi oleh US Air Force dan disimpan.

F-16C/D Block 25 memiliki bentuk fisik dan berat kotor maksimum serta tipe mesin yang sama dengan F-16 Block 15A/B OCU yang telah dioperasikan TNI AU sejak 1989. Setelah melakukan upgrade, F-16C/D Block 25 itu diklaim memiliki kemampuan yang menyamai generasi F-16 yang lebih baru, yaitu Block 52.

F-16C/D-52ID memiliki berat kotor maksimum 37.500 pon dan mesin jet turbofan yang sama, yaitu Pratt & Whitney F100-PW-220/E dengan gaya dorong 24.000 pon sehingga memiliki thrust to weight (T/W) ratio 0,64. 

Mesin Pratt and Whitney F100-PW-220/E yang dipakai telah di-upgrade oleh pabriknya di fasilitas Pratt & Whitney di Old Kelly AFB sehingga mesin yang digunakan diharapkan memiliki umur komponen dua kali lebih lama dari mesin standar.

F-16C/D-52ID dihibahkan oleh AS sebagai bagian dari Excessive Defense Articles (EDA) sehingga pihak Indonesia secara kuantitas mendapatkan 24 pesawat F-16C/D Block 25 secara cuma-cuma. 

Meski demikian, Pemerintah Indonesia tetap harus mengeluarkan biaya untuk keperluan upgrade dan refurbish semua sistem yang ada di pesawat agar memiliki kemampuan mutakhir setara kemampuan avionik pada F-16C/D Block 52. [kompas]
Komentar

Tampilkan

Terkini