UNGARAN - Distribusi kondom di lokalisasi pelacuran Tegalpanas,
Kabupaten Semarang mencapai 4.000 buah per tiga bulan atau sekitar 1.300 buah
tiap bulan. Hal itu diungkap Pegiat PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia) Semarang, Yudhi menanggapi kabar di lokalisasi tersebut sudah tidak
ada lagi wajib kondom.
Pembagian
kondom cuma-cuma biasanya dilakukan setiap tiga bulan sekali. Bahkan setiap
hari Jumat, usai kegiatan senam pagi khusus pekerja seks komersial, para
aktivis selalu menyediakan kondom gratis.
"Setiap
tiga bulan sekitar 4.000. Bahkan untuk njagani (mengantisipasi) yang kehabisan
stok, kita sediakan kondom gratis dan gel setiap Jumat setelah kegiatan senam
pagi," kata Yudhi, Senin (20/4/2015).
Yudhi
mengakui, serapan kondom di Tegalpanas terbilang rendah jika dibandingkan
dengan jumlah PSK yang ada. Rendahnya serapan itu bukan karena kesadaran para
PSK atau pelanggaan yang rendah, melainkan jumlah tamu yang cenderung menurun.
"Banyak yang datang ke Gepe (sebutan lain Tegalpanas) ini hanya sekedar
hura-hura, nyanyi-nyanyi saja di karaoke," kata dia.
Sarwoto
Dower, Wakil Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Jatijajar mengatakan,
penanggulangan HIV/Aids di Tegalpanas makin mengkhawatirkan. Indikasinya, dari
pelaksanaan voluntary counseling test (vct) yang digelar Dinas Kesehatan per
tiga bulan, hanya diikuti 15 sampai 25 orang dari sekitar 100 PSK tetap.
"Belum lagi PSK freelance yang tidak terdata. "(Apalagi) tidak ada
lagi wajib kondom," kata Sarwoto. [Kompas]