LHOKSEUMAWE - Ketua Front Pembela Islam (FPI) Aceh, Tgk Muslem At-Tahiri,
MA mengajak masyarakat Aceh supaya jangan malas bertanya pada ulama agar jangan
terpengaruh dengan ajaran sesat. Selain masyarakat, pemerintah menurutnya juga
harus bertanya pada ulama supaya jangan salah ketika memutuskan suatu perkara.
Hal itu disampaikannya terkait isu aliran
sesat dan lembaga asing yang berkembang di kabupaten Aceh Utara, Rabu
(1/4/2015).
Untuk itu, FPI mengajak seluruh masyarakat Aceh apabila terjadi bertentangan diminta
untuk kembali ke ulama. Dirinya pun mengajak masyarakat Aceh agar jangan mudah
terpengaruh dengan lembaga atau ajaran yang dinilai meragukan.
“Tanyakan
kepada ulama, di sini kita kan ada instansi resmi seperti Majelis Permusyawaratan
Ulama (MPU), tanya pada MPU supaya tidak terpancing dengan rayuan misionaris.
Karena tidak ada ulama memberikan fatwa membabi buta, ulama memberikan fatwa
atas kebaikan,” tegas Tgk Muslem At-Tahiri, MA, saat ditemui
lintasatjeh.com, di kediamannya yang berada di komplek Dayah Darul Mujahidin,
Blang Weu Panjoe, Blang Mangat, Lhokseumawe.
Dia
menyebutkan, berkembangnya lembaga AUDEC menurutnya merupakan ajaran sesat, karena
organisasi tersebut disinyalir telah
membodoh-bodohi warga dengan cara mengiming-imingi uang.
“Penipuan sudah pasti,
dan membodohi umat itu kan juga sesat! apalagi mereka minta kartu keluarga (KK)
dan kartu tanda penduduk (KTP) bahkan dikatakan ada gaji, ini jelas penipuan. Mereka
bukan lembaga resmi Negara, jadi tidak mudah mengambil uang. Saya yakin mereka
juga punya misi,” ujar Muslem.
Menurutnya,
dengan adanya ajaran sesat sehingga masyarakat Aceh mudah terjadi perpecahan.
Dirinya berpendapat kelompok bersenjata yang ada di Aceh hingga menewaskan dua
Intel TNI Kodim 0103 Aceh Utara didukung oleh ajaran sesat untuk memecah belah
masyarakat Aceh.
“Jadi pihak yang tidak
senang dengan damai menciptakan aliran sesat, satu sisi ada kepentingan untuk
menghilangkan rasa aman di Aceh, dilain sisi yahudi tidak senang dengan Islam,
kafir tidak senang dengan Aceh damai, kelompok bersenjata dibantu oleh pihak
yang tidak ingin Aceh damai,”
sebutnya.
Tambah
FPI, kelompok yang menyimpang dibiayai oleh yahudi. Pihak yang ingin menggagalkan
syariat di Aceh menurutnya terus diganggu. Padahal Aceh modal Indonesia. Hari
ini syariat Islam di Aceh dikhwatirkan, karena itu FPI ingin mengembalikan
Indonesia bersyariah, FPI tidak salah untuk menuntut NKRI bersyariah, karena Islam di Aceh sdah lemah.
“Tapi kita tidak takut
karena di Aceh masih ada ulama yang iklas untuk memberikan ilmu,”
kata Muslem. [pin]