JAKARTA - Momentum Peringatan ke 60 tahun Konferensi Asia
Afrika (KAA) yang diselenggarakan di Jakarta dan Bandung saat ini dimanfaatkan
oleh Pemerintah Indonesia untuk menggalang dukungan bagi kemerdekaan Palestina.
Penanggung
jawab KAA Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, komitmen pemerintah Indonesia
tersebut akan diwujudkan dengan menggalang dukungan bagi negara Palestina yang
merdeka dalam forum KAA tersebut.
"Indonesia
mencoba memainkan peran sebagai juru damai bagi kemerdekaan Palestina. Sebagai
negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, kita mendorong supaya Konferensi
Asia Afrika menghasilkan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina. Kita juga
berharap Palestina menjadi anggota PBB penuh," ujar Luhut di Istana
Kepresidenan, Senin (20/4/2015).
Luhut
bahkan mengaku dirinya sudah menyampaikan komitmen pemerintah Indonesia yang
akan menggalang dukungan bagi kemerdekaan Palestina kepada Kepala Pusat
Keamanan Amerika Serikat Susan Rice saat melakukan kunjungan ke Gedung Putih,
mewakili pemerintah Indonesia beberapa minggu sebelum penyelenggaraan
KAA.
"Kepada
beliau (Susan Rice), saya nyatakan bahwa Indonesia punya sikap ingin melihat
Palestina merdeka," ucap Luhut.
Mendengar
pernyataannya, Luhut melihat ekspresi kaget di wajah Susan Rice. Maklum saja,
Amerika hingga saat ini belum mengakui negara Palestina sebagai negara yang
merdeka sepenuhnya. Kepada Rice, Luhut bahkan menyampaikan komitmen pemerintah
Indonesia untuk meningkatkan hubungan diplomatik dengan membuka kantor Kedutaan
Besar Indonesia di kota Ramalah yang berada di wilayah Tepi Barat Palestina.
"Reaksi
Susan Rice saat itu terkejut karena Amerika tidak mengakui adanya Palestina.
Tapi saya katakan bahwa itulah sikap dari Presiden Joko Widodo untuk Palestina.
“Supaya anda tidak kaget, kami akan mendukung Palestina
menjadi anggota PBB dan ingin membuka Kedutaan di Ramallah," ujar Luhut
seperti yang ia katakan di Gedung putih saat itu.
Selain
itu,Luhut juga menyampaikan keinginan pemerintah Indonesia menjadi penengah
dalam berbagai konflik yang selama ini terjadi di wilayah Timur Tengah. salah
satu upaya tersebut, dengan menggelar pertemuan antar negara-negara yang
tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam forum KAA.
"Presiden
Joko Widodo bahkan berencana memobilisasi pertemuan negara-negara anggota
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di sela perhelatan itu. Dalam kesempatan itu
Indonesia sebagai tuan rumah, akan memimpin pembahasan untuk mendamaikan
konflik di Timur Tengah, termasuk yang ini melanda Yaman dan Suriah," kata
Kepala Staf Kepresidenan itu.
Dengan
banyaknya negara-negara OKI yang turut serta dalam KAA, Luhut yakin pertemuan
tersebut dapat mencari solusi bagi perdaiaman di Timur Tengah. "Jumlah
anggota OKI yang juga menjadi peserta Konferensi Asia Afrika sebanyak 30 negara
dari total 57 negara. Saya yakin, semua negara Islam ini akan memberikan pesan
bahwa Islam adalah agama yang bersahabat," pungkas Luhut. [Liputan6]