BANDA ACEH - Pascahampir 10 tahun ditanda tangani perjanjian damai
Aceh, kondisi perekonomian dan keamanan di Aceh kian memburuk.
Pemerintah
Aceh, dalam hal ini harusnya mampu menjawab segala persoalan yang tengah dihadapi
oleh masyarakat serta proses reintegrasi mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
juga mesti berkeadilan.
"Jika
hal itu diabaikan maka persoalan Aceh akan semakin kompleks, dan akhirnya akan
sulit dipecahkan," demikian kata Ketua Umum Lembaga Acheh Future, Razali
Yusuf, Minggu (26/4/2015).
Razali
mencontohkan seperti kemunculan kelompok sipil bersenjata Nurdin bin Ismail
alias Din Minimi, ini termasuk ekses dari kebijakan pemerintah yang terkesan
kebablasan. Artinya, jika reintegrasi berjalan semestinya maka
kelompok-kelompok seperti ini dipastikan tidak ada.
Sebagaimana
diketahui, kelompok Din Minimi saat ini tengah diburu oleh aparat yang
berwenang karena diduga terlibat dalam pembunuhan dua Intel TNI Komando Distrik
Militer (Kodim) 0103 Aceh Utara, Sertu Indra dan Serda Hendri, pada Senin
(23/3) beberapa waktu lalu.
"Kita
khawatir kedepan akan muncul kelompok-kelompok baru bila pemerintah tidak
segera mengambil langkah yang cepat menyikapi persoalan masyarakat dan para
mantan kombatan GAM," tukasnya.
Lanjutnya,
Acheh Future selama ini banyak menerima keluhan dari tokoh masyarakat dan juga
kombatan GAM. Mereka menganggap bahwa terusiknya perdamaian Aceh itu disebabkan
oleh sikap pemerintah yang terkesan lebih mementingkan pribadinya dibanding
kepentingan masyarakat.
Padahal,
saat ini pemimpin daerah dan anggota parlemen yang notabenenya banyak dari mantan
kombatan GAM, mampun menjadi pendorong strategis bagi percepatan proses
reintegrasi mantan kombatan GAM. Ironinya, malah peran besar itu tak digunakan.
Kendati
begitu, Acheh Future mengharapkan Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan Wakil
Gubernur Aceh Muzakir Manaf, segera mengutamakan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Sebab, dirinya tidak ingin Aceh terus mengalami kemunduran dalam berbagai lini.
"Kami
berharap buah manisnya perdamaian Aceh dapat dirasakan oleh semua masyarakat,
bukan oleh kelompok ataupun golongan," katanya.[pin]