-->

Din Minimi Lahir Ekses Kebijakan Pemerintah yang Kebablasan

26 April, 2015, 17.06 WIB Last Updated 2015-04-26T10:06:37Z
BANDA ACEH - Pascahampir 10 tahun ditanda tangani perjanjian damai Aceh, kondisi perekonomian dan keamanan di Aceh kian memburuk.

Pemerintah Aceh, dalam hal ini harusnya mampu menjawab segala persoalan yang tengah dihadapi oleh masyarakat serta proses reintegrasi mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) juga mesti berkeadilan.

"Jika hal itu diabaikan maka persoalan Aceh akan semakin kompleks, dan akhirnya akan sulit dipecahkan," demikian kata Ketua Umum Lembaga Acheh Future, Razali Yusuf, Minggu (26/4/2015).

Razali mencontohkan seperti kemunculan kelompok sipil bersenjata Nurdin bin Ismail alias Din Minimi, ini termasuk ekses dari kebijakan pemerintah yang terkesan kebablasan. Artinya, jika reintegrasi berjalan semestinya maka kelompok-kelompok seperti ini dipastikan tidak ada.

Sebagaimana diketahui, kelompok Din Minimi saat ini tengah diburu oleh aparat yang berwenang karena diduga terlibat dalam pembunuhan dua Intel TNI Komando Distrik Militer (Kodim) 0103 Aceh Utara, Sertu Indra dan Serda Hendri, pada Senin (23/3) beberapa waktu lalu.

"Kita khawatir kedepan akan muncul kelompok-kelompok baru bila pemerintah tidak segera mengambil langkah yang cepat menyikapi persoalan masyarakat dan para mantan kombatan GAM," tukasnya.

Lanjutnya, Acheh Future selama ini banyak menerima keluhan dari tokoh masyarakat dan juga kombatan GAM. Mereka menganggap bahwa terusiknya perdamaian Aceh itu disebabkan oleh sikap pemerintah yang terkesan lebih mementingkan pribadinya dibanding kepentingan masyarakat.

Padahal, saat ini pemimpin daerah dan anggota parlemen yang notabenenya banyak dari mantan kombatan GAM, mampun menjadi pendorong strategis bagi percepatan proses reintegrasi mantan kombatan GAM. Ironinya, malah peran besar itu tak digunakan.

Kendati begitu, Acheh Future mengharapkan Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf, segera mengutamakan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Sebab, dirinya tidak ingin Aceh terus mengalami kemunduran dalam berbagai lini.

"Kami berharap buah manisnya perdamaian Aceh dapat dirasakan oleh semua masyarakat, bukan oleh kelompok ataupun golongan," katanya.[pin]
Komentar

Tampilkan

Terkini